Ganjar memainkan media sosial. Tanggapan yang cepat, membalas pesan yang masuk itu sebagai sarana menjalin komunikasi dan menjawab bagaimana birokrasi kadang berbelit dan lama. Ini kekuatan yang lagi-lagi itu adalah pilihan. Respons cepat memangkas jarak dan waktu. Bertebaran pengakuan kecepatan Gubernur Jawa Tengah dalam menanggapi masalah di lapangan.
Lima, inilah kualitas pemimpin. Paling gampang itu membangun fisik, dengan demikian orang akan melihat dengan kasat mata. Jokowi terkenal dengan pembangunan infrastruktur. Ganjar menggambil yang berbeda. Ia memilih Jawa Tengah sebagai kawasan yang ramah investasi. Masuklah investor dengan pembangunan pabrik-pabrik karena terjaga alam ekonomi yang stabil.
Gejolak ekonomi yang biasa mengikuti kalau ada kawasan industri ternyata tidak demikian di Jawa Tengah. Buruh tetap bisa bekerja dengan cukup nyaman, pengusaha pun enak menanamkan modal. Sepi dari demo buruh, atau sengketa kenaikan UMR, siapa pemodal yang tidak pengin.
Hal yang tidak banyak tersorot, bandingkan jika ia memilih membangun banyak sebagaimana Jokowi. Toh anggaran juga tidak cukup longgar untuk itu. Â Jalan sunyi yang bisa menjadi berkat terselubung.
Enam, tanpa menjadi bupati-walikota, namun langsung gubernur. Ini juga lain dengan pengalaman Jokowi. Menapak dengan langkah yang bertahap dari yang rendah, menengah, dan tinggi. Hal yang tentu saja tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Jalan yang berbeda tentu saja bagi masing-masing pribadi.
Pengalaman di level tingkat II memang tidak dimiliki Ganjar, namun Jokowi juga tidak paham dengan sangat detail perilaku anggota dewan. Di sini nilai tambah yang dimiliki Ganjar. Kolega legeslatif, pola kerja, dan kebiasaan mereka itu Ganjar pasti tahu.
Tujuh, Jokowi pada awal jabatan sangat tersendat karena perilaku ugal-ugalan dewan. Mereka bisa memboikot karena merasa lebih banyak kursi. Membelotnya Golkar adalah kartu truf yang membuat KMP kelabakan. Apakah itu berakhir, tidak juga, berbeda cara da tipenya tentu saja. Mereka seperti apa dan mau apa, Ganjar sangat paham.
Kekuatan untuk menjalin relasi dan  komunikasi karena pernah ada di sana. Cukup paham tentunya untuk bisa bertahan dan beralih menjadi gubernur. Tidak sederhana bisa menjadi anggota dewan tanpa masuk bui. Sebuah nilai lebih bagaimana bermain dengan aman dan cantik di tengah kepungan dan budaya korup yang ada.
Harapan baik adanya perbaikan mutu legeslatif jika Ganjar bisa menjadi RI-1 tentunya, selama ini Jokowi kesulitan karena bukan orang partai. Masih banyak waktu dan bisa saja terjadi dengan demokrasi kita seperti ini.
Terima kasih dan salam