Aku terhenyak membaca tayangan
Jokowi, susu anak kami tak terbeli
Gaji 20 juta tinggal separo karena pamdemi
Cicilan rumah  lima juta
Mobil angsuran 4.5 juta
Lima ratus ribu kami makan apa?
Pernahkah dia ingat Jokowi ketika ngopi di starbuck
Atau ngemall bersama anak istrinya?
        Pengusaha teriak, Jokowi kami perlu ribuan T untuk tetap hidup
        Kami hanya bertahan tidak akan lebih dari enam bulan
        Terpaksa kamai tutup dan PHK karyawan
        Apakah mereka ingat Jokowi ketika kudu membayar pajak?
        Atau malah mengaku sedang rugi, pasar lesu,
       Â
 Atau pernah kah mengajak Jokowi dengan jet pribadi mereka,        Â
 Jalan-jalan ke Maldives,
 Atau ke Eropa, Amerika
 Palingan juga membawa artis yang mnyegarkan
    Engkau  dengan raut letih
    Tetap tersenyum, melihat tingkah anak-anakmu yang hanya meminta dan menadah
    Engkau tetap diam, kala anak-anakmu hanya mencerca dan mengutuk
                Kubayangkan, jika itu si jenderal yang gemar menggampar
                Atau kalau marah melempar bakiak, akan seperti apa?
                Jika saja presiden tantruman, apa yang akan terjadi?
                Lock Down jadi panglima,
 IMF datang bak pahlawan dengan hutang yang tak terhingga
Wajah lelahmu menghiasi kerjamu
Menangkis serangan dari mana-mana
Kini anak buahmu mulai tidak tahan,
Mereka mulai menyerang yang mereka anggap kurang ajar
Biar saja, anak buahmu berbakti pada pribadimu selain pada negeri ini
        Engkau tahu mengapa mereka marah.
        Karena engkau sama dengan kami
        Orang biasa, bukan anak jenderal
        Bukan pula anak klongkorat
Baru kali ini ada presiden dicaci maki semua lapisan
Lapar Jokowi ke mana
Hutang ditagih Jokowi ngapain
Pandemi gara-gara Jokowi curang
        Apa akan begitu sekira kau anak jenderal
        Atau anak bos besar kaliber internasional?
        Padahal mereka sama sekali tidak memberi kesejahteraan
        Mereka hanya mengenal anak cucu sendiri,
Eh malah mereka dipuja bak dewa
Mereka lebih dihormati bak pahlawan
Tanpa caci maki mereka bisa berkuas
Mereka mengeruk negeri dengan tamak dan rakus
        Syukur kami pernah penya engkau
        Bagian dari kami
        Tahu derita kami
        Mengerti lapar dan haus kami
Pengabdianmu  yang membawa hasil seperti ini
Engkau tidak marah, tapi ada anak istrimu yang ikut pedih
Toh mereka tegar karena iman
Mereka tidak punya energi untuk perhatikan itu
Mereka habiskan tenaga untuk kerja dan pengbdian
Bahagialah Presiden dengan keluarga
Sejahtera memimpin anak-anak banyak gaya
Terima kasih dan salam