Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Om Ferdinand Hutahaen, Jangan Nakal!

10 Mei 2020   14:28 Diperbarui: 10 Mei 2020   14:41 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama, Ferdinand Hutahaen merundung Anies Baswedan. Ada hal yang sama sebagaimana ditudingkan kepada Denny Siregar. Apa yang akan dilakukan? Membiarkan saja, menegur, atau malah mendukung itu sebagai sebuah upaya politik?

Kedua, pernyataannya berbeda dengan apa yang digariskan partai, sebagaimana apa yang SBY, AHY, dan puteri sebutkan. Ini serius, berarti ada "pembangkangan". Hal yang serius dalam sebuah komando berpartai politik.

Ketiga, jika membiarkan saja Ferdinand berlaku demikian, bagaimana pernyataan lockdown sebagai solusi terbaik? Jika demikian, perlu minta maaf kepada Jokowi yang menjadi bulan-bulanan selama ini. Padahal memikirkan dampak yang  jelas-jelas diabaikan AHY dan SBY.

Keempat, jika berani menegur, dan Ferdinand mencabut pernyataannya, keren, tegas, dan berani. Jangan sampai akar rumput makin mencibir. Melihat sama saja apa yang dilakukan SBY dan AHY. Mana garis partai jika demikian.

Kelima, mendiamkan sama juga hanya mengurus urusan pribadi. Ketika anaknya atau dirinya kena serangan langsung meradang. Semua kader pasang badan dan mengeroyok pihak yang dituding menyakiti. Apa beda dengan SBY, yang tantrum-an itu.

Keenam, bisa pula disimpulkan sejatinya Demokrat juga melihat lockdown pilihan konyol, hanya agar berbeda dengan Jokowi mengatakan lock down lebih baik. Halah kalau hanya begitu oposan omong kosong, Demokrat menuju senja kala jika terus terusan demikian.

Ketujuh, paling-paling akan menyatakan ini pendapat pribadi. Tidak akan bisa, sepanjang orang berpolitik, pernyataan pada pihak yang berseberangan, akan cenderung itu sebagai politikus, bukan sebagai pribadinya. Susah melihat itu sebagai pernyataan pribadi.

Saatnya pebuktian bagi AHY bisa tidak bersikap tegas, sama, dan tepat di dalam menghadapi satu tema dengan dua versi seperti ini. Layak ditunggu. Apakah melihat ini sebagai sebuah momentum untuk menyelamatkan muka dan karir diri dan juga keberadaan partai. Pesimis akan dianggap penting.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun