Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

FP, Prank, dan Anies Baswedan

10 Mei 2020   11:41 Diperbarui: 10 Mei 2020   11:56 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FP, Prank, dan Anies Baswedan

Demi konten dan menarik minat melihat tayangannya, seorang pelaku media sosial kini harus berusan dengan polisi. FP yang mengejutkan orang dengan bantuan sembakonya sedang menghuni sel polisi, usai buron. Berkepanjangan kini, dengan perundungan yang terdakwa alami. Berpanjang kali lebar kasusnya kini. Terjadi di mana orang  kadang abai memikirkan akibat, sebelum berbuat.

Perundungan oleh FP di sel tahanan ini, sangat memilukan, simalakama pula. Usai buron beberapa saat, ketika ia tertangkap. Di tahanan mendapatkan tindakan yang tidak enak. Susah mau mengatakan ini melanggar hukum, lha di tahanan, bisa berabe ketika ada yang nanti mempersoalkan keberadaan polisi dan tahanan, apalagi jika menyangkut HAM.

Mungkin orang-orang yang ada di tahanan melampiaskan kejengkelan, atas perilaku sembrono pelaku. Jadinya balas dendam, mau menegakan hukum dan ada pelanggaran hukum lagi. Ketika membaca hal ini jadi teringat, ketika seorang teman meminta saya mengisahkan sebuah tayangan video dari media sosial.

Rekan ini meminta bagaimana narasi dari film itu. Di sana, pelaku itu adalah gay, yang akhirnya  mengidap HIV/AIDS. Perjalanan menjadi pengidap penyakit ini sangat panjang. Salah satunya adalah aktivitas seksual sesama jenis. Pernah pula menjadi penari telanjang laki-laki dan LSK. Suatu saat ia kena tangkap polisi. Nah di sinilah ia berkisah seperti apa perlakuan yang ia terima. Apalagi ketika sudah menghuni LP.

Membayangkan mungkin sudah dan akan terjadi seperti kisah dari film tersebut. Membayangkan saja betapa mirisnya. Siapa yang menjaga di penjara atau tahanan polisi. Di tahanan kepolisian masih mungkin lebih 'aman', kalau penjara siapa bisa menjamin.

Konon, nak Pak Harto pernah menawan kepada almarhum Gus Dur untuk mau ditahan asal membawa pasukan pengawal, body guard. Ia jerih jelas mau masuk penjara. Sudah membayangkan dan mendengar cerita-cerita di dalam sana.

Itu semua adalah akibat dari prank yang dilakukan kepada orang lain. Memberikan sampah dan  efek kejut yang diperoleh diasumsikan akan menaikan pamor dan klik media sosialnya. Ujungnya pundi-pundi doit masuk. Apa daya yang masuk adalah dirinya ke bui.

Anies Baswedan dan Perilaku Politisnya

Usai menghilang cukup lama, tiba-tiba datang dalam sebuah wawancara dengan media asing. Entah maksudnya biar mengglobal pemikirannya atau apa, yang jelas kini media asing menjadi lahan dia menyatakan diri. Para pendukungnya yang sedikit-dikit mengatakan antekasing bagi Jokowi kini pada bungkam. Apa efek menunjuk empat jari ke dalam, atau tidak paham, atau memang maunya seperti itu dan pasti akan diikuti sebagai kebenarannya oleh para pendukungnya?

Mengatakan kalau Kemenkes melarang pihaknya melakukan test sejak Januari. Ah yang benar saja, Januari itu dia lagi ngumpet karena banjir hadiah tahun baru. Mosok sudah mikir akan mengadakan test, sedang pandemi itu masih jauh dari pembicaraan di sini. Orang masih ribut soal banjir dan kemudian ia datang ke sekolah dengan naik sepeda. Sama sekali belum ada yang kenal covid, pandemi, lock down, atau test ini dan itu.

Tiba-tiba tiga menteri menyatakan Jakarta kacau, uang tidak punya kata Menkeu Sri Mulyani atas dasar kata Menko PMK Muhajir. Karena kemanusiaan, Jakarta tidak punya dana, dan larangan mudik, berarti mau tidak mau tetap harus dijamin hidupnya. Dana pusat diberikan. Diam seribu bahasa, pun ketika Mensos Batubara mengatakan data amburadul.

Namun tiba-tiba mengatakan memiliki anggaran 5 T, padahal anggota dewan PSI yang diikuti Golkar dan partai pengusungnya Gerindra untuk menarik kembali uang commitmen fee. Itu hanya 560 M, bandingkan dengan klaim 5 T, padahal Menkeu mengatakan dana seua dari pusat. Siapa saja sudah tahu kog mana yang ngeprank mana yang bener demi rakyat.

Dalam sebuah wawancara untuk media sosial, mengatakan minggu depan lab untuk penelitian mengenai covid siap. Konon sudah hampir sebulan. Jika benar, dan belum jadi, bolehlah, menjadi pertanyaan, doit dari mana? Tenaga ahli, tenaga konsultan dari mana pula? Pembangunan tiba-tiba seperti Bandung Bandawasa nampaknya dipakai. Tanpa ba bi bu jadi, hal yang identik pernah terdengar sebetulnya

Beberapa bulan lalu Monas digegerkan dengan habisnya pohon tua, besar, dan banyak secara tiba-tiba. Ada pejabat yang mengaku sedang dikarantina, ada yang mengatakan disehatkan, dan akhirnya yang lebih masuk akal jadi mebel. Mana yang benar, jelas gampang mana yang masuk akal dan tidak. Kesamaannya adalah semua tanpa ada yang tahu. Luar biasa.

Prank, kata kamus adalah guruan,  kelakar, atau seloroh. Tante Wiki memberikan definsi sebagai lelucon terapan dengan pengertian lebih luas, sebuah trik yang dimainkan oleh beberapa orang yang umumnya menyebabkan korbannya kaget, tidak nyaman, atau keheranan.  Ada istilah lain untuk menunjuk ini adalah gag, jape, atau shenanigan.

April Mop  bisa dimasukan dalam salah satu contoh kriteria, lelucon terapan ini. Sebelum ada media sosial, media televisi dulu ada acara Ups Salah, yang memang menyasar untuk menjual keterkejutan yang menjadi obyek. Itu semua lucu, karena ada tim yang mempersiapkan, dan tidak terdengar sampai laporan polisi.

Kini, banyak meme lucu, kalau Anies Baswedan sedang ngeprank, melihat itu semua, toh bisa paham juga. Apa ya mau mengatakan, kalau mau ngeprank, jadilah politikus, lak cilaka...

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun