Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Said Didu, Jokowi Alumni UGM, dan Falsafah Wani Ngalah Dhuwur Wekasane

2 Mei 2020   18:53 Diperbarui: 2 Mei 2020   18:49 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masalah yang sekiranya timbul adalah, tudingan pemerintah otoriter, antikritik, dan sejenisnya. Ini bukan kritik, ini asal bunyi, bahkan sangat mungkin fitnah. Mengapa?

Anies Baswedan itu "oposan" kuat, ketika pemilu 2019 ia ada di kubu berbeda dengan Jokowi, pun ia juga akan mencalonkan diri menjadi ketua Kagama. Jika benar Jokowi bukan alumni UGM sudah pasti akan menjadi bulan-bulanan kubu Prabowo melalui Anies Baswedan. Lah isu seksi seperti ini kog tidak dijadikan amunisi yang besar. Bandingkan dengan isu infrastruktur dan hutang yang sepele dan receh untuk dipatahkan.

Penegakan hukum yang sangat lemah terjadi. Orang-orang tertentu seperti Rocky Gerung, Tengku Zulkarnaen, Said Didu, Rizal Ramli, dan banyak lagi dengan label masing-masing melecehkan, merendah Jokowi dan pemerintahan. Narasi sebagai jawaban jika ditegakan hukum adalah otoriter, jangan jadi pemimpin jika tidak mau dikritik. Lha kalau fitnah dan ngawur ya bukan soal otoriter. Ini kapasitas pemfitnah yang hanya lari dari tanggung jawab.

Meterai, maaf, khilaf, dan itu yang selalu terulang. Dan hampir semua penyelesaian model demikian. Besok atau lusa kembali diulangi. Sesal yang hanya lamis, kemudian mengulangi dengan tidak ada beban karena memang tidak mendapatkan ganjaran yang setimpal. Perulangan yang sama dan kemudian sikap yang diambil pun identik.

Dalih medsos dibajak juga menjadi andalan. Tidak memiliki kemaluan yang cukup besar sehingga lagi dan lagi mengulangi hal yang sama. Ini sikap tidak tahu malu dan juga tidak bertanggung jawab. Jangan kaget ketika model demikian akan selalu terulang dan lagi terus terjadi.

Sikap ksatria, bertanggung jawab, malu atas perilaku jahat menjadi sebuah trend. Miris ketika orang berpendidikan hanya mengandalkan instingtif untuk bisa mendapatkan uang, materi, kekuasaan, dan juga kedudukan. Padahal  manusia yang mendapatkan anugerah akal budi itu mampu untuk memilih dan mempertanggungjawabkan perbuatan dan pilihannya.

Mengaku Pancasila dan beragama, namun abai akan sikap-sikap Pancasilais dan agama yang tercermin dari perilaku dan perbuatannya. Ternyata masih banyak orang yang lamis, munafik, apa yang dikatakan dan dilakukan belum satu kesatuan. Adilah sejak dalam pikiran kata Eyang Pram.

Terima kasih dan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun