Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY Oh AHY

28 April 2020   11:59 Diperbarui: 28 April 2020   11:58 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu komando dan komandan pun masih perlu mentor atau mentornya yang tidak sepenuhnya melepaskan. Ini masalah yang perlu disadari, jika tidak akan semakin berat. Karena laju mesin terganjal karena pengemudi masih ragu mengambil keputusan.

Lebih baik, bagus, dan penting untuk melakukan tindakan nyata dari pada seolah-olah oposan namun lemah dalam kaca mata publik. Dua hal yang ditekankan kepala gugus tugas, disiplin dan kerja sama.

Nah bagaimana Demokrat membantu pemerintah dengan menegakkan disiplin. Mereka memiliki jaringan hingga daerah-daerah. Gerakan mereka membantu menjaga lingkungan masing-masing untuk berlaku tertib. Kumpulan tidak penting diberi tahu.

Membantu ketertiban bersama dengan menasihati orang-orang yang bersikukuh dalam banyak hal untuk tetap berkumpul. Toh selama ini pemberitaan itu tidak ada. Padahal itu sangat mungkin bisa melibatkan mereka.

Menjaga lingkungan dengan baik untuk berlaku kondusif. Isu keamanan lingkungan yang memburuk. Sama sekali tidak ada gagasan kog, menyerukan kader Demokrat terlibat aktif untuk itu. Padahal itu sangat mungkin dan bisa menjadi pemantik simpati pemilih. Menabung jangka panjang.

Gotong royong. Jelas ini soal sembako, hal-hal mendasar yang diperlukan masyarakat, termasuk juga pemilih mereka. Sederhana masker, atau hand sanitizer, atau disinfektan, atau alat cuci tangan baik yang cukup mahal atau yang ukuran keluarga. Itu semua sangat mungkin bagai partai.

Sepanjang pemilu biasa kog membagikan kaos, bendera, atau stiker, mengapa dalam keadaan begini susah minta ampun? Lucu saja, ketika mereka butuh begitu aktif, kini rakyat yang memerlukan, pura-pura tidak tahu.

Jangan khawatir soal point atau pengakuan prestasi akan diperoleh oleh Jokowi atau pemerintah. Rugi jika berpikir demikian. Jokowi sudah tidak akan menjadi kandidat untuk 2024, tidak perlu suara atau simpati dengan prestasinya di atas pandemi ini.

Catatan baik itu yang akan dikenang, tidak perlu khawatir akan diperoleh oleh pihak lain. Tidak ada rezeki tertukar. Percayalah, itu kalau orang cukup berprestasi. Jika tidak yang sedikit pasti khawatir akan hilang.

Belum ada gagasan besar yang bisa cukup menjanjikan agar bisa eksis kembali. Apalagi mengatakan menjaga kinerja, padahal mereka sendiri masih belepotan, dan tidak cukup mampu membersihkan noda KATAKAN TIDAK PADA(hal) KORUPSI itu.

Sangkar emas dan menara gading tidak cukup memberikan didikan mental yang lebih lagi dari pada sekadar kursi yang tersedia. Tidak perlu susah payah untuk mendapatkan kedudukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun