Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepemimpinan, Belajar dari Renang Buat Hamil, Jaga Tangga, Kecemasan atau Menenangkan

25 April 2020   15:41 Diperbarui: 25 April 2020   15:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat. Ucapan renang bisa membuat hamil ini kali kedua membuat kehebohan. Sebelumnya menuding eksploitasi anak dalam acara dari pencarian bibit pemain bulu tangkis dini. Polemik yang berkepanjangan dan kementrian olah raga turun tangan. Nyatanya kementrian saja tidak sanggup melakukan sebaik dan sebagus model Djarum.

Kelima, menciptakan kegaduhan demi kegaduhan, toh hanya meminta maaf, tanpa perubahan sikap yang mendasar. Sangat mungkin masih akan mengulangi jika tidak ada tindakan tegas lebih lanjut.

Dua contoh pemimpin yang layak menjadi bahan ajar untuk melihat bagaimana pemimpin itu sebaiknya bekerja. Belajar tidak mesti yang positif. Pembelajaran dari kegagalan pribadi lain juga baik.

Pemimpin itu bisa memilih untuk menenteramkan atau menakut-nakuti dengan aneka cara dan narasi. Kedua tokoh tersebut menjelaskan kedua sikap ini. Rakyat dibuat takut sehingga tergantung, ini era Orba pelaku utama. Nah kini masih juga ada elit yang suka model demikian.

Biasanya yang menciptakan kegaduhan, ketakutan, dan kengerian itu minim prestasi. Kebanyakan omong namun dampaknya tidak banyak. Hal yang sama juga ada dalam komisioner ini. Bagaimana demi anak-anak ikut  juga diam saja. Mosok di depan mata tidak tahu. Hal yang sangat fatal, ketika upaya bibit atlet dini dicurigai, ketika demo yang jelas-jelas melanggar hukum malah dibiarkan demikian saja.

Sikap bertanggung jawab. Entah apa yang mendasari ia masih percaya diri itu kan sebatas rekomendasi, usulan. Lha apa iya, usulan pemberhentian dengan data yang cukup jelas dan gamblang tidak akan diikuti? Lucu, tanpa mau tahu dampak yang telah ia perbuat.

Prestasi memang tidak mudah. Membuat keadaan tenang itu lebih susah.  Pilihan sulit harus diambiluntuk menenangkan warga. Ganjar, Risma, Hendrar Prihadi, dan tokoh-tokoh muda mulai banyak tipe ini. Mau susah demi kebaikan bersama. Harapan baik bahwa model kepemimpinan ini juga makin marak.

Masih cukup banyak memang kepemimpinan banyakan omong nihil kinerja, ya biar saja. Pasti akan tereliminasi sendiri. Era sudah berganti kog. Mereka, model kepemimpinan sensasi sudah akan tersingkir.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun