Pemerintah telah mengatakan silakan buka  semua data mengenai covid. Semua menjadi penting, tidak lagi ada yang bisa menarasikan kecurigaan. Jika kata-kata buka data semua saja masih dipertanyakan, malah aneh. Bagaimana mereka berdiri, ingat mereka itu petugas kesehatan, yang memiliki kewajiban menyembuhkan, mereka juga secara bebas memilih tugas dan profesi ini.
Pilihan pemerintah itu tidak sesederhana jika itu tenaga kesehatan. Secara medis penanganan ada SOP-nya, ada aturan dan hukum yang jelas. Sepanjang itu dilakukan dengan baik, benar, dan tertib, tidak akan ada implikasi hukum, ataupun yang lain. Bandingkan peran  pemerintah, ada ekonomi, sosial, bahkan politik yang sangat tidak mudah.
Ekonomi. Seluruh dunia sedang krisis. Ingat seluruh dunia. Artinya dampak buruk ekonomi itu bukan hanya dialami Indonesia, atau Jokowi dan pemerintah saja. Tetapi seluruh orang terdampak. Pemerintahlah yang berkewajiban menjaga ekonomi tetap bisa berjalan dengan segala keprihatinannya. Ini tidak mudah. Ketika politikus, dan juga tenaga kesehatan tidak mau tahu kesulitan yang ada.
Sosial, dokter tidak perlu bahkan tidak mau tahu seperti apa sikap masyarakat. Kaca mata  dan parameternya jelas, kesehatan. Tidak sesederhana itu pemerintah dan juga Jokowi menyikapi pandemi ini. Kesehatan menghendaki isolasi dan karantina, tidak akan tahu soal bagaimana mereka hidup, kedisiplinan dan pola serta model mudah paniknya penduduk bangsa ini.
Politik. Lha ini lebih bahaya dari pandemi itu sendiri. Semua kebijakan pemerintah kog dianggap salah. Unsur kesengajaan cukup tinggi kog. Lha narasi Jokowi mundur, jelas ini politik. Tidak masalah mau ngeyel dengan kedudukan, lha siapa yang mau mengganti dan juga buat apa pemilu jika pandemi malah menjadi suksesi.
Kritik atau masukan sih baik-baik dan harus, namun bagaimana dampak bagi masyarakat dan posisi pemerintah. Miris jika melihat hasil baik kadang malah dinihilkan oleh orang-orang yang juga tahu dengan persis keadaannya.
Budaya Harapan dan Kehidupan
Menyembuhkan itu tugas dan kewajiban dokter dan tenaga kesehatan. Betul soal sembuh dan hidup hak prerogatif Tuhan, melalui tangan nakeslah Tuhan hadir di dunia. kesembuhan mulai meningkat dan selisih dengan angka kematian semakin lebar. Ini adalah prestasi. Mereka ada di dalamnya. Sejarah mencatat, tenaga kesehatan Indonesia tahun 2020 sukses mengatasi pandemi covid dengan cepat dan baik.
Kematian itu juga bagian "kegagalan" mereka lho, jangan malah seolah tidak terlibat. Malah cenderung aneh, ketika memperbesar angka kematian tanpa merasa terlibat dan menafikan kesuksesan yang seharusnya mereka bisa berbangga atas capaian itu.
Melihat angka-angka di luar yang demikian mengerikan, dan di sini relatif masih baik sebenarnya adalah harapan, kecuali memang berkaitan dengan politisasi keadaan ini. Harapan dan sikap optimis juah lebih penting untuk didengung-dengungkan. Gaungan besar yang bisa membuat warga menjadi optimis dan daya tahan bertumbuh.
Ada kesalahan dqn keputusan yang keliru sangat mungkin, nah masukan, kritik itu baik dan harus. Tentu dengan pertimbangan dan jalan yang baik. Kerjasama untuk kebaikan jelas lebih baik. Sayang jika ada kerjasama ala semut membawa cuilan kue balik sarang. Ada yang malah sambil makan, ada yang di atas kuenya dan makan, namun ada pula yang mendorong dan menarik dengan sepenuh tenaga.
Terima kasih dan salam