Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Mana Prabowo?

13 April 2020   18:50 Diperbarui: 13 April 2020   18:53 27438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sukses dalam pilkada DKI, jelas dengan lambe lemes Ahok-lah sebenarnya. Mereka hanya mendapatkan  durian runtuh, bukan prestasi dan kecerdasan berpolitik.  Itu puncaknya. Bagaimana perilaku ugal-ugalan dalam legeslatif dan media sosial selama lima tahun? Toh itu sudah selesai. Penggunaan tema yang sama dalam pilpres 2019 membuat Prabowo gagal lagi melawan Jokowi. Masuk kabinet semua selesai.

Sayang, beberapa elit Gerindra, tampaknya faksi berbeda dengan Prabowo yang mau masuk dalam kabinet. Atau orang dan kelompok yang merasa tidak mendapatkan jatah kursi dalam kabinet  sebagaimana rekan mereka. Sangat mungkin dalam berpolitik, apalagi politik abai etik seperti bangsa ini.

Prabowo dan Perannya dalam Covid.

Telah disinggung bukan dalam kapasitas sebagai menteri. Bagaimana tertib demokrasi sebagai ektua umum partai. Apa yang terbaca selama ini adalah,

Prabowo lemah. Bagaimana ia tidak bisa membina anak buahnya untuk dalam satu jalur bersama pemerintah. Fadli Zon, sih semua sudah tahu, Prabowo sendiri pernah mengatakan tidak mampu mengendalikan Fadli Zon. Aneh dan lucu juga sebenarnya. Kecuali ada kekuatan lain di balik Fadli Zon. Toh Gus Dur saja lebih dulu menyebut Zon dari pada SBY dalam kisruh 98.

Dua kekuatan besar sangat mungkin ada di belakang FZ, kelompok negara Islam dan Cendana. Tetap susah bagi Prabowo untuk bisa mengendalikan salah satu kadernya ini. Lihat saja anggota komisi apa bicara apa. Jelas tidak  pantas. Partainya bersama pemerintah lagi.

Hal ini juga menular, pada Puyuono dan Rachel M, kalau kedua politikus ini sih tidak paham peta politik yang ada. Pokoknya berbeda dan nyinyirin Jokowi atau pemerintah itu prestasi. Tidak paham namanya koalisi atau ada dalam pemerintahan tanggung jawabnya apa.

Prabowo main dua kaki. Memanfaatkan kebersamaan dalam pemerintah dengan beberapa orang yang sepaham. Pada sisi lain membiarkan nyinyiran oposan khas Puyuono dan Zon sebagai sarana menjaga pendukung fanatis mereka.

Melihat kakunya Prabowo sih tidak, tetapi bukan tidak menutup kemungkinan orang-orang terdekatnya memanfaatkan situasi ini. Hal yang sangat merugikan keberadaan Prabowo baik sebagai menteri atau nantinya capres 2024.

Ketidaksetiaan pada atasan, meskipun itu adalah ranah politik jelas nila yang sangat buruk. Diperparah prestasi juga tidak menonjol. Susah melihat bisa banyak bicara untuk 2024 jik masih seperti ini perilaku Gerindra dan Prabowo.

Ketegasan sikap untuk kadernya bisa dalam koridor yang normal bersama pemerintah. Apalagi ini soal krusial, bukan main-main. Pandemi global, Amrik saja kocar-kacir, Eropa kaget, apalagi di sini bayak politikus dan barisan sakit hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun