Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelepasan Napi dan Narasi yang Beredar

9 April 2020   22:09 Diperbarui: 9 April 2020   22:08 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang biasa bermain dengan media? Ini menjadi penting. Selama dua kali gelaran pilpres yang biasa gencar memainkan persepsi publik melalui media dan media sosial juga yang paling lantang berteriak.

Ketujuh, jelas lebih perlu waspada melihat kiriman ini sebagai sebuah upaya memberikan tekanan dan kecemasan dari pada memberikan peringatan untuk bersikap waspada. Wong jauh lebih aman dan nyaman, mengatakan, kondisi tidak jelas, lebih baik waspada dan jaga keamanan bersama. Atau kedepankan keamanan bersama, jangan berpikir sempit dan pendek dengan melakukan tindak pencurian.

Miris, mengaku negara besar, agamis, dan Pancasilais, namun elit dengan seenaknya sendiri mengail di air keruh dengan cengengesan, tidak peduli kebohongan menjadi sebuah gaya hidup. Tidak jarang pelaku juga adalah tokooh agama minimal menglaim diri tokoh. Jika elit politik saja masih lah bisa dimaklumi.

Mengapa demikian subur?

Satu, budaya baca dan cek ricek sangat rendah. Ini jelas dipahami oleh para pelaku yang memiliki kepentingan ini. mengemas konten yang seolah-olah bagus namun memberikan tekanan pada sisi yang berbeda. Hampir semua level memiliki penyakit yang sama. Sampai akademisi, rektor pun demikian.

Dua, penegakan hukum masih lemah. Model-model demikian hanya diselesaikan dengan maaf, khilaf, dan meterai selesai. Sikap bertanggung jawab masih rendah. Sikap merasa malu dan bersalah sangat minim.

Tiga, abai akan moralitas dan kebenaran. Yang penting tenar, bayaran, dan memuaskan dahaga, entah kebencian, uang, atau popularitas. Ini masalah yang kadang diabaikan. Mengapa tanpa berpikir dulu sebelum bertindak.

Empat. Politikus busuk yang memanfaatkn SJW, artis pansos, pokok viral, dan sejenisnya, mereka bekerja sesuai  pesanan bukan soal benar atau salah, mengemas barang salah dengan seolah benar bisa dipandang prestasi.

Lima, masanya politik dan kepemimpinan kerja, prestasi, dan hasil. Nah para pelaku politik yang tidak mau kerja keras, potong kompas, dan banyaknya orang yang pokok "makan" klop" kolaborasi satunya dapat duit, satunya tujuan bisa diupayakan. Ini memegang peran sangat besar.

Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan?

Berani menyatakan kebenaran, meskipun itu melawan keyakinan publik. Masa sangat mudah diombang-ambingkan keadaan yang tidak jelas. Nah yang tahu harus menyatakan kebenarannya. Jangan sampai keajahatan membesar karena orang baik diam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun