Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Terlalu, Masih Ada Ibu Melahirkan di Jalan

11 Maret 2020   07:10 Diperbarui: 11 Maret 2020   12:01 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika yang dekat-dekat Jakarta saja seperti itu, bagaimana yang lain bukan? Kaca mata Jawa sentris memang merusak cara pandang berbangsa. Layak jika pusat pemerintahan dipindahkan.

Keenam, menjadi mendesak ketika keungan negara yang disalurkan ke daerah-daerah itu demikian besar, namun masih pula banyak yang seperti ini. Apa maksudnya? Ada yang bermasalah. Apakah permainan anggaran, atau salah pengelolaan. Dua hal yang berbeda, namun sama-sama merusak.

Miris sebenarnya, apalagi jika pemimpinnya tidak memiliki visi dan misi untuk mengubah pola pikir bersama. Baik dirinya apalagi rakyatnya.

Ketujuh, penyakit pilkada langsung dan permainan partai politik. Ini masalah mendasarnya. Permainan politik yang tidak sehat. Mau uang, mau dinasti, toh ujung-ujungnya pembangunan terbengkalai, yang penting kembali dulu modal yang telah dikeluarkan. Sederhana sebenarnya ketika pembangunan mandeg namun gaya hidup pejabatnya mewah, bisa ditengarai ada permainan di sana.

Coba jika karena Jakarta genting dan uang untuk balap tamiya, eh mobil listri itu bisa dialihkan untuk membangun  jalan di desa-desa, jauh lebih baik bukan? Itu kan milik Jakarta, bukan milik Lebak. Miris di sampingnya mau membuang anggaran, eh di sebelahnya orang melahirkan di jalan. Ini ironis benar.

Jokowi memang terlalu, minimal dalam dua kepemimpinan ini. Satu bupati dengan visi pembangunan minim. Sisi satunya gubernur dengan anggaran luar biasa. Dan kedua-duanya tetap saja melaju di dalam maaf kenaifannya. Buat apa anggaran negara gede untuk aparat jika pemikiran hanya sekelas itu. Mungkin RT saja bisa hemat beaya pilkada dan juga bayar bulanan.

Miris melihat di tengah gegap gempita pembangunan masih ada kisah seperti itu di depan mata. Provinsi yang masih dalam jarak tempuh dengan mudah dari ibukota negara lho.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun