Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Tidak Hafal Pancasila Lebih Celaka daripada Prostitusi dan "Konspirasinya"

8 Maret 2020   20:22 Diperbarui: 9 Maret 2020   17:01 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Posisi Andre jauh lebih gegap gempita. Saling lapor polisi, dan para pengusaha hotel dan pariwisata sampai jengah. Iyalah, hotel bintang lima menjadi TKP prostitusi, siapa tidak malu?  Reaksi pemerindah provinsi adem-adem saja kog.

Memang mengenai Pancasil tampaknya menjadi tamparan cukup kuat bagi pemerintah daerah, di mana kawasan tersebut memiliki kecenderungan yang lebih ke arah bukan berideologi Pancasila. Dengan cepat-cepat memberikan bantahan itu adalah duta mereka seolah semua selesai. Padahal tidak demikian.

Jejak digital keberadaan Kalista Iskandar dengan pejabat setempat tidak akan bisa hilang.  Segala upaya jelas tidak bisa menutupi rekaman digital saat ini.  Apa yang mereka lakukan selama ini juga mendukung ke arah sana.

Menyatakan bahwa Kalista bukan mewakili Sumatera Barat malah tidak membawa dampak apa-apa, selain bahan olok-olokan media sosial. Jauh lebih baik adalah memperbaiki pendidikan terutama mengenai nasionalisme. Pernyataan seperti, waduh kami kecolongan dalam mendidik, perlu kerja keras dan upaya terus menerus demi Pancasila, itu lebih bagus.

Benar bahwa tidak hafal Pancasila bukan berarti tidak memiliki sifat nasionalisme, namun  bahwa dengan abai akan dasar-dasar dan falsafah berbangsa akan mudah untuk tergantikan dengan ideologi lain yang memang sedang masif didengungkan sebagian pihak bangsa ini. Perlu  kecermatan.

Ternyata gagasan untuk kembali membumikan Pancasila memperoleh dasar nyata. Ini bukti pendidikan Pancasila memang penting. Kegiatan sekelas putri-putrian yang bergengsi, jelas menuntut pendidikan saja gagal dalam pengetahuan sederhana ini.  Pengertian sederhana itu bahwa seperti bernafas, sila-sila dalam  Pancasila itu  sebagai anak negeri yang berpendidikan dan menyandang predikat puteri.

Kan lucu finalis Puteri Indonesia, yang disebut-subut tidak hafal Pancasilanya. Dan juga menyikapi dengan adil dan obyektif, ketika ada kasus yang lebih gede mengapa hanya diam saja? Perayaan Hari Perempuan Internasional eh malah seperti ini kisahnya.

Selamat Hari Perempuan Internasional

Terima kasih dan salam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun