Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahfud Menghardik Panggung "Genting" Corona, Poin untuk Gubernur Lain

4 Maret 2020   17:53 Diperbarui: 4 Maret 2020   17:46 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Point besar untuk Ganjar. Bagaimana pernyataan warasnya jelas diperlukan daerah, bangsa, dan dunia bahkan. Seturut dengan ilustrasi Antonny de Mello itu, penting orang tetap tenang. Tidak malah memprovokasi dengan kata-kata genting. Sederhana, sama-sama dua kata. Namun bertolak belakang arti dan maknanya.

Ganjar sebagai ketua Kagam juga memberikan dukungan penuh kepada pemerintah. Di mana mereka, Kagama membuat dukungan, anjuran, dan langkah-langkah lanjutan yang akan mereka sumbangkan kepada negara. Lihat ini dilakukan secara profesional, apalagi anggota yang memang latar belakangnya kedokteran.

Posisi di depan bagi Ganjar ini penting. Karena ketika pemilihan ketua ini beberapa waktu lalu juga dibarengi isu-isu yang seolah rivalitas dengan Anies Baswedan ada nuansa tidak bener. Dan ternyata bisa Ganjar atasi dengan mulus. Apa yang telah Anies dan kawan-kawan rancang kalah. Toh berpolitiknya matang Ganjar.

Kepemimpinan itu menentukan. Ini nada dasar, fokus pikiran, dan memang kemampuan. Bagaimana Anies cenderung prakmatis, yang ada di depan mata, sambar dulu, urusan belakangan. Linier dengan hasil kerjanya. Pantas tanpa prestasi yang mumpuni, karena pemikirannya pendek, singkat, dangkal, dan kepentingan pribadi dan kelompok yang lebih mengemuka.

Rekam jejaknya juga belepotan. Ketika mau memberikan tanggapan akhirnya juga sama belepotannya karena tidak pernah berpikir secara menyeluruh. Apakah ini karena bodoh? Tidak, karena terbiasa berpikir pragmatis, pokok ambil dulu, pikir belakangan.

Pemimpin yang semestinya jelas memberikan jaminan, menenangkan, dan memberikan harapan. Ini juga terlihat dari capaian selama ini. Ada rekam  jejak yang bisa dilihat, dijadikan rujukan dan perbandingan di masa lalu hingga hari ini. Prestasi itu tidak mesti luar biasa kog. Yang penting adalah bukan sensasional yang tidak bermanfaat.

Pernyataannya itu ada konsistensinya, ada bukti sahih yang bisa dilihat, dirasakan, dan dinikmati, meskipun itu sangat kecil. Berbeda dengan pemimpin yang hanya getol di dalam bernarasi. Dampaknya hanya dalam angan-angan, tugu atau prasastinya hanya sebatas di medsos. Buku sejarah menuliskan kegagalan dan bukti kesalahan yang terus menerus.

Politik cemar asal tenar sudah usang. Jangan lagi yakini masih laku. Lihat rampoklah rumah yang terbakar. Tidak banyak membantu bukan? Mengulang-ulang barang usang, itu menunjukkan juga kualitasnya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun