Cukup beralasan, karena beberapa kali pilihan Zulhas sebenarnya bertentangan dengan Amien, terutama dalam pilpres dan dukungan kepada pemerintah. Sangat wajar jika Zulhas memilih jalan frontal kepada sang besan.
Ini hanya sebuah drama yang mereka bersama ciptakan. Nah jika demikian, apa pertanggung-jawaban secara moral, mereka mengelabui publik, pemilih, dan juga bangsa demi kekuasaan dan kursi semata. Apalagi sampai ada perusakan seperti itu, dan kemudian menyatakan paling buruk sepanjang sejarah. Lha memang di MPR dulu lebih baik? Memang sih hanya tidak ada lempar-lemparan kursi, namun perebutan "kursi" dalam arti khusus.
Bukti apa jika ini hanya trik mereka? Sekali lagi mereka besan. Susah melihat adanya perpecahan politis itu bisa terjadi. Zulhas jauh lebih sering mendengar si pemiliki partai dari pada gagasan sendiri. Â Kekalahan dalam menyikapi pilpres dan dukungan pemerintah memberikan sedikit asumsi pemikiran ini.
Zulhas tidak cukup punya kekuatan baik jaringan, lobi-lobi segesit Amien Rais. Kekuatan real ya ada pada Amien Rais. Pengganti-penggantinya itu hanya sebuah tampilan di depan publik. Toh semua tergantung Amien.
Dalam sebuah pernyataan, Zulhas juga pernah mengatakan, jika Amien Rais adalah anggota luar biasa, sehingga bisa berkata apa saja. Menunjukkan bagaimana Zulhas itu tidak berdaya. Lha apa iya orang yang tidak berdaya ini berani melawan si pemilik, plus besan lagi.
Sangat mungkin juga Zulhas memainkan dua kali. Suka atau tidak, kader PAN ada yang mau lepas dari bayang-bayang si pemilik Amien yang sering dianggap merugikan. Sisi lain masih banyak yang percaya jika Amien adalah pemimpin  dan pemilik partai yang hebat. Di antara inilah Zulhas memainkan perannya. Sana bisa sini dapat. Sangat mungkin.
Pilkada serentak menjelang, malah PAN anak kandung reformasi makin kelihatan watak aslinya. Pilihan makin jelas, meninggalkan salah satu partai baru berwatak kuno ini. Jangan kaget dengan reputasi pimpinan daerah mereka yang banyak masuk bui.
Antrian korupsi kader PAN belum bisa dipulihkan, eh malah ada drama baru. Apa juga akan lahir pengurus atau ketua umum tandingan dan lahir partai baru? Â Tidak cukup menarik juga jika benar. Namun sangat mungkin terjadi.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H