Lha mau bagaimana, orang korupsi saja menilai sebagai rezeki, apakah perlu dipisahkan otak maling dan yang bukan? Susah bukan? Dan jelas lebih pas adalah pendidikan moral.
Penghargaan pada lawan jenis, kebertubuhan. Ini mutlak. Dan toh keterangsangan juga bisa diatur kog, manusia bukan hewan yang lihat sergap kog. Ini juga pendidikan. Jika orang terbiasa mengatur hidupnya, termasuk penis dan vagina juga akan teratur.
Termasuk juga berenang. Apa iya orang renang mesti mengeluarkan sperma. Ataukah sudah dol sehingga spermanya jalan-jalan sendiri. Hal-hal yang susah diterima nalar. Ini hanya kasus khusus bahkan sangat-sangat khusus. Mosok sih renang bisa mengeluarkan sperma.
Lagi-lagi ini soal pengaturan diri, mosok melihat lawan jenis langsung keluar nafsu. Lha ada beda dengan kambing jantan yang musim kawin jika demikian? Miris lah jika berpikir orang berpendidikan, kedudukan tinggi, namun menguasai sebagian kecil badannya saja kuwalahan.
Kedewasaan, dewasa bukan hanya usia, namun juga mengatur libido. Jika mampu mengatur dan menjadikan libido sebagai bagian utuh hidup tidak akan ribet. Wong nafsu itu juga penting. Bagaimana bisa ada generasi baru tanpa gairah.
Energi bangsa ini habis terkuras hanya untuk pernyataan-pernyataan yang nilainya minus. Masih banyak keprihatinan lain, namun malah sama sekali lepas dari pembicaraan. Jika karena tidak mampu, sangat memilukan, jika enggan, mengapa?
Terima kasih dan salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H