Nah jika sudah jelas memang dibuat meubel. Siapa pemilik kayu ini, benarkah Pemrov atau Pusat? Jika itu Pemrov, berarti kecil "dosa'nya, nah jika milik Pusat? Bagaimana pertanggungjawabannya sudah udhel-udhel lahan yang bukan milik dan kewenangannya.
Pastikan juga bahwa kayu atau pohon itu benar-benar menjadi milik dan dimiliki pemerintah, bukan malah berpindah tangan alias dijual ketengan oleh oknum siapapun itu. Jauh lebih bagus  jika barang itu diketemukan dulu, disegel, entah polisi atau kejaksaan. Yang jelas jangan pihak yang bisa diperintah oleh pejabat di Jakarta.
Jangan-jangan riuh rendah barangnya sudah sampai luar negeri, kita hanya ribut rebutan pepesan kosong. Agak lebay, namun sangat mungkin. Minimal sudah dijual dan sudah hilang barang buktinya. Apa yang diributkan mulai USG, kaget, meubel, tidak lagi ada gunanya.
Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun yang mengatakan ini dan itu, perlu mempertanggungjawabkannya di muka hukum. Minimal ranah etik di masing-masing level. Enak saja ngeles dan mengatakan ini dan itu, eh ujung-ujungnya selesai begitu saja tanpa ada pertanggungjawaban apa-apa.
Barang ini bukan sesederhana uang yang bisa ditransfer, diselipkan di balik kolor, atau ditimbun dalam kardus duren. Ini berkubik-kubik. Mosok satu pun manusia yang tidak tahu kayu ini dari Monas ke arah mana dan kemudian di mana dan telah menjadi apa. Lha buat apa CCTV, pegawai, jelas kalau elit tidak akan tahu. Mereka memang tidak tahu, karena tidak mau tahu.
Toh selama ini tidak ada satupun yang mencari tahu ke mana dan seperti apa kayu-kayu itu. hanya ribut kayu ditebang sejumlah ratusan dan dibantah, bukan ditebang, disehatkan. Omong kosong kalau wujud kayunya tidak ditemukan.
Ayo yang ahli membuat analisis dan simpulan sebagaimana ketika heboh Sumber Waras lalu. Mana kewarasannya ketika pohon ratusan kubik hilang tak berbekas. Apa rayap Jakarta giginya sudah setajam chainsaw sehingga lenyap tak berbekas begitu saja?
eLeSHa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI