Kesembilan, tinta emas itu akan ditorehkan sesuai dengan apa yang diperbuat, bukan apa yang diinginkan. Dan selama ini Pak Beye lupa akan hal itu, sering memaksakan orang untuk ingat jasanya, prestasinya, atau capaiannya. Lha belum tentu sama dengan yang dibayangkan lho ya.
Padahal prestasi, penghargaan itu akan diberikan, tidak usah diminta.
Kesepuluh, pilihannya yang "berseberan" dengan pemerintah itu tidak jelas. Jauh lebih jelas ala PKS ataupun Gerindra sekalian. Mereka toh malah biasa saja dengan pemerintah. Karena mereka jelas, bukan mendua.
Kesebelas. Kadang sangat tega membuat pihak lain juga menjaga jarak. Lebih baik menjaga jarah aman. Lebih enak, toh tidak ada keuntungan yang bisa diharapkan dari keberadaan Demokrat. Tidak akan ada yang mau menjadi batu pijakan, sesama partai, apalagi kini bukan kelompok elit.
Jauh lebih bijak dan penting bagi Pak Beye adalah menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi, bukan kepentingan di depan. Masa depan Demokrat masih panjang. Karis AHY dan EBY juga masih panjang. Biarkan mereka berkembang. Peran Pak Beye menjadi mentor dan penasihat di balik layar jauh lebih bijaksana.
Keberadaan pendapat dan penyataan yang dilontarkan Pak Beye yang tidak mendapatkan respons semestinya, jelas pembelajaran era beliau sudah lewat. Jauh lebih baik energinya untuk mendorong dan mendukung kader dan juga putera-puteranya menjadi lebih baik di atas kaki dan usaha mereka sendiri.
Era berubah, pandangan itu ke depan. Masa lalu yang gemilang jika memang asli yo tidak perlu cemas dan khawatir. Semua ada catatannya, era modern dengan jejak digital yang sangat akurat. Tidak perlu khwatir dan galau. Tidak akan pernah salah antara tinta emas atau malah tinta hitam kelam. Semua ada takarannya sendiri kog.
Bangsa ini bangsa yang besar. Semua memiliki kontribusi masing-masing. Tidak perlu demikian cemas untuk dilupakan. Tidak akan pernah. Ingat Bung Karno ditumbun secara sistematis pun akhirnya muncul dengan apa adanya kog.
Wegah cedhak kebo gopak memang wajar, apalagi dunia politik yang penuh kepentingan. Plus demokrasi kita yang masih belajar, menjaga jarak itu penting. Kecerdikan memainkan narasi juga penting. Pak Beye perlu banyak merekrut politikus ala Ruhut bukan malah menendangnya. Krisis kader berkualitas memang melanda. eLeSHa.
Â
Terima kasih dan salam