Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Reshuffle" ala SBY, 100 Hari Jokowi-Amin, dan Tanggapan Kedua Menteri

29 Januari 2020   12:11 Diperbarui: 29 Januari 2020   12:19 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eddy Prabowo. Jelas soal polemik ekspor lobster, dan juga mengenai kapal asing yang ugal-ugalan. Ini sih bukan kesalahan personal Eddy semata, namun karena prestasi moncer Susi sehingga gagasan apapun dari Eddy akan dianggap tidak sepadan dan buruk. Mirip dengan Gubernur DKI, apapun akan dibandingkan dengan Jokowi-Ahok, dan itu konsekuensi logis. Penggantinya harus lebih kreatif agi, bukan hanya terima keadaan.

Susah memang menilai kinerja hanya 100 hari terutama untuk menteri baru, namun menjadi perhatian dan penting agar dievaluasi sungguh-sungguh sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi bernegara. Jangan sampai malah makin lama makin buruk kinerja pemerintah hanya karena beberapa pihak yang tidak mampu.

Ribet lagi para pemangku jabatan berkinerja minus ini lebih banyak orang partai. Ribet dan ribut iya kalau bicara orang partai politik. Tidak selesai-selesai. Padahal yang diganti bukan partainya, tetapi orang yang tidak memenuhi harapan di dalam bekerja. Kadang beban ini jauh lebih memberikan dampak buruk. Susah juga jika terus-terusan demikian yang terjadi.

Waktu 100 hari belum lah bicara reshuffle, kecuali urusannya dengan pelanggaran hukum. Memberikan kesempatan untuk perbaikan dengan evaluasi memang jauh lebih baik dan penting, karena ini bicara kepentingan bangsa dan negara bukan hanya berbicara soal kelompok apalagi pribadi.

Persoalan adalah bukan soal pergantian menteri namun bagaimana kinerja lebih baik sehingga pembangunan bisa terlaksana dengan lebih lancar dan baik lagi. Persoalan politis dan ditarik-tarik pada ranah politik makin berkurang. Mafia makin terjepit dan dipidana dengan tegas, bukan malah membiarkan mereka menguasai negeri.

Apakah itu semua utopis, sejatinya tidak jika memang berkehendak baik dan atas dasar pemikiran demi bangsa dan negara. Semuanya masih mungkin dan masih banyak orang baik. eLeSHa.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun