Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi Mahal atau Tidak?

10 Januari 2020   20:03 Diperbarui: 10 Januari 2020   20:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hobi, Mahal atau Tidak?

Beberapa kesenanga berjalan bersama, memang kadang menjadi boros, kala pemasukan seret semua perlu beaya, he...he... Artinya mahal atau tidak itu relatif. Yang pasti, jika hidup berkeluarga ya jangan main hobi berlebihan, berbeda jika hidup sendiri alias lajang.

Beberapa kesukaan,

Menulis, nah ini, apa yang diperlukan jelas paket data. Toh paket data bisa terkonversi dengan pendapatan dari tulisan juga, atau ada sarana lain untuk  mencari pembelian bea paket data. Hobi yang bisa menghasilkan setimpal atau malah bisa untuk menabung, mengapa tidak.

Demi tulisan yang relatif baik dan menarik, berarti perlu banyak nutrisi yang layak juga. Apa ity? Bacaan yang bermutu dan banyak juga. Nah kalau ini relatif lebih banyak pengeluaran memang. Pemasukan dari buku sangat kecil kemungkinan, kecuali memang mau usai baca dijual lagi, dan sangat mungkin. Namun risiko ketika mencari buat referensi bisa kelabakan.

Pembelian buku rata-rata 10-20% dari  pendapatan. Kebiasaan yang mengikuti adalah memberi label nama dan menyampul plastik. Risiko kesukaan ini kalau pindah-pindah adalah hilang sekitar 5-10% jumlah buku yang dimiliki.  Konsekuensi juga sih. Apalagi kalau ada orang yang minat pinjam hanya untuk gaya dan tidak balik.

Berkebun. Terutama bunga, anggrek dengan harga lumayan, aalagi perawatan yang berbeda satu sama lain, bahkan ada yang bertolak belakang. Ini perlu banyak energi atau mungkin paket data dengan mencari-cari bahan untuk menambah pengetahuan.

Pembayaran cukup lumayan ketika pembelian tanaman, sarana dan prasarana, kemudian pemeliharaan. Toh kesukaan ini juga bisa menjadi sarana mendapatkan uang. Ketika sudah mulai bisa berkembang biak, dan berbunga, mengapa tidak berpikir dan berorientasi menjadi jualan, dan itu bagus malah. Hobi yang menghasilkan bukan boros.

Gemes ketika salah menangani dan malah busuk. Konsekuensi kesukaan pada makhluk hidup memang. Dan itu tidak bisa disesali, kecuali menambah pengetahuan untuk menangani dengan baik.

Bonsai, ini karena teman memasukan dalam grup media sosial. Jadi tambah pengetahuan dan pengalaman banyak. Membayar pembelian alat memang karena bagus, relatif murah, dan berdaya guna. Ini level masih sangat dini, belum kesukaan, namun banyak pengetahuan baru. Bagaimana selama ini tanaman liar begitu saja ternyata bahan bonsai yang sangat baik dan dicari-cari.

Lahgi-lagi nambah pengetahuan juga ketrampilan. Bagaimana cara menanam dan menelola tanaman. Penasaran belum bisa menyambung dan selalu saja gagal. Masih perlu banyak jam terbang ternyata.

Hewan atau binatang, ada ikan dan kura-kura. Ini sih hanya untuk benar-benar kesenangan. Melihat pertumbuhan dan tumbuh kembang yang baik, sehat, lincah, dan bisa menjadi bahan untuk menyegarkan mata ketika capek mengetik atau membaca. Hiburan sehat lagi. Penting bukan?

Miniatur mainan kayu. Lumayan banyak, namun sudah cukup lama tidak membeli lagi. Beberapa waktu terakhir baru membeli mainan dan miniatur yang dari logam, ada satu yang dari masa kanak-kanak masih bagus, hanya karena usia saja yang membuat tampilannya kalah bagus dari yang kini. Mobil-mobilan lebih dari 30 tahun lalu.

Dulu pernah juga koleksi film dan pembelajaran berkaitan dengan pembangunan karakter remaja. Hal yang kini sia-sia dengan perkembangan zaman yang dengan melimpah dan murah untuk mencari bahan seperti itu Era VCD, ada sekitaran 100 keping yang jadi bagian masa lalu. Era berubah, dan ya konsekuensi logis saja.

Kesukaan itu kadang membuat lupa daratan, terutama yang berkeluarga. Bagaimana keluarga bisa telantar demi menyenangkan  kesukaan pribadi. Jika demikian, jelas salah. Kesukaan pada burung kicuan atau aduan, barang antik, semua tidak salah kalau tidak membuat keluarga terganggu. Keuangan kacau, perhatian hilang, jelas perlu refleksi ulang.

Namanya kesenangan, jangan pula malah menjadi bencana bagi pribadi atau keluarga tentunya. Kesenangan kog malah menyengsarakan, jelas salah. Perlu bijaksana demi kesenangan.

Ada rekan berkisah, ketika sepuluh tahunan lalu mengoleksi mobil-mobilan, istrinya ngambeg, eh kini ketika ada kolektor yang mau membeli dengan harga lumayan tinggi lebih bersemangat untuk membantu mengelap. 

Komunikasi bagi yang berkeluarga menjadi penting. Lagi-lagi enakan kalau mau memberikan porsi gede buat kesenangan pilih saja melajang. Jelas ini bukan soal kampanye hidup lajang, konsekuensi pasti atas pilihan saja.

Jangan khawatir juga dengan investasi awal demi kesenangan. Di suatu masa pasti akan dapat nilai balik dalam bentuk materi atau yang jauh lebih berharga. Bisa dalam rupa nominal uang atau minimal pengetahuan baru dan tambah teman tentunya.

Menyehatkan tentunya karena memiliki kesibukan dan menaruh minat yang tinggi pada sesuatu itu mmbantu pikiran dan badan lebih sehat. Apalagi jika rela hati berbagi jika memang dirasa tidak cukup mahal dan terutama berbagi pengetahuan.

Soal mahal atau tidak, boros atau tidak, itu relatif, yang pasti sangat menyenangkan dan itu lepas dari nilai materi, dan itu sangat personal. Tahu batas itu penting. eLeSHa.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun