Kelompok yang menarasikan pakaian dan sikap perempuan sebagai korban malah tertuding sebagai penggoda ini menjadi bahan bakar bagi para pelaku pemerkosaan. Sikap permisif tanpa sadar sudah tercipta.
Kini, pemilihan kata yang lebih halus, sopan, dan beradab pun bisa menjadi petaka, ketika pelaku lagi-lagi malah mendapatkan perlindungan, pelemah atas aksi keji dan hanya menjadi aksi biasa saja. Ini sebenarnya serius, namun snagat mungkin menjadi biasa karena kecenderungan mereduksi masalah.
Pemilihan kata untuk memperhalus perilaku jahat tidak tepat guna. Apalagi tabiat anak bangsa ini yang masih ugal-ugalan dan jauh dari adab. Plus abai akan taat azas dan masih suka memutarbalikan fakta. Jauh dari sikap ksatria dan tanggung jawab.
Ranah moral tidak kurang-kurang, toh masih saja merajalela kekerasan seksual, dan tidak jarang pelaku ada pemuka agama. Ini bukan soal moral semata, namun juga aplikasi moral dalam hidup sehari-hari.
Sanksi sosial dan hukuman hukum positif yang masih tebang pilih  menjadi sumber petaka lagi. Bagaimana ini perlu ketegasan dan kemauan keras untuk tertib hidup bersama dengan sikap tanggung jawab. eLeSHa.
Terima kasih dan salam
Sumber: KBBI online
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H