Jangan-jangan benar ada desas-desus mereka biasa memainkan kasus? Malah lebih mengerikan juga jika demikian. Masalah parpol dan penegak hukum menjadi biang kerepotan sendiri jika memang berasal dari orang parpol.
Hanura. Wiranto konsisten untuk melepaskan partai demi menjadi eksekutif. Dan akhirnya malah tidak lolos PT. Konsekuensi yang harus dibayar mahal oleh partai. Ternyata Nasdem tidak mau demikian, bos besar tidak ikut dalam jajaran menteri, namun anak buah tepercaya ada di sana. Bagus dan benar mereka melakukan itu, dan sukses.
Belajar dari Hanura di mana mereka tidak memainkan banyak kaki saja tumbang. Konsistensi itu penting, apalagi Nasdem berbalik arah amat jauh. Miris. Berbeda dengan PKS dan Demokrat yang memang ahli demikian. Dan itu pemilih sudah sangat paham dan hafal luar kepala.
Oposisi Gaya Baru. Akankah bersama PKS, Demokrat, PAN, dan Nasdem? Jika benar demikian, berani tidak melepas tiga menteri di dalam kabinet? Atau mau ikut jejak pendahulu, ala PKS dan Golkar masa SBY? Jika iya, jangan harap 2024 bisa berbicara banyak. Partai nasionalis yang mendekat pada ekslusifisme kental demikian, akan membuat pemilih berpikir ulang.
Pendekatan pada Anies dan PKS sudah membuat citra Nasdem tidak lagi nasionalis sepenuhnya, sudah ada noda di balik nama Nasdem, apalagi malah memunggungi banyak Jokowi. Jangan lupa kebesaran Nasdem itu karena keberaniannya  menyokong penuh Jokowi dalam banyak hal.
"Meninggalkan" Jokowi itu gambaran paling besar dampaknya. Jika itu benar-benar dilakukan, jangan harap bisa berbicara banyak. Lha Prabowo saja mengakui dan mendekat kog. Pihak yang benar-benar berseberangan saja bisa merapat, malah yang sudah ada memainkan kaki ke mana-mana.
Pilihan dan permainan Nasdem dan Surya Paloh yang bisa menjadi blunder. Memang tidak mudah menghadapi banyaknya parpol dengan platform yang mirip-mirip begitu. Pilihan hari-hari ini, akankah menjadi senjakala bagi Nasdem ke depan?
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H