Selama ini Anies telah dicap sebagai pengguna anggaran asal-asalan, dia tanggung sendirian karena memang ia sendiri. Sama sekali belum ada keputusan hukum apapun, toh cap itu melekat, apalagi di tambah pengecatan jalan, ballpoint lagi, banyaknya TGUPP yang begitu besar, hasil tidak cukup signifikan, dan belum ada tindakan apapun.
Warga Jakarta. Ada dua, pemilih jelas malu melihat pilihan mereka amburadul. Lihat saja di mana-mana ia dicuekin, seolah malu kenal pejabat daerahnya. Yang bukan pemilihnya asyik saja menggoreng namun tidak membawa perubahan dan perbaikan untuk apa coba.
Ini sebenarnya masalah yang sangat serius, baik bagi Anies pribadi ataupun sebagai hidup berbangsa. Sangat mungkin juga kog ini adalah salah ketik oleh juru ketik demi sesuatu, mempermalukan Anies atau memang nyata demikian adanya. Nah jika memang salah ketik, perlu juga diusut mosok salah ketik dalam banyak kasus dan bicara anggaran lagi.
Sebenarnya sederhana saja, bandingkan dengan anggaran tahun lalu, banyak lonjakan tidak, jika tidak, benar ada barang tersebut waktu itu. Belum lama juga paling tidak ada surat tanda terima yang masih tersimpan. Jika tidak ada, dan anggaran tidak banyak perubahan berarti memang benar demikian dan baru ngeles salah ketik. Ini ada konsekuensi hukumnya.
Identik dengan USB eh UPS yang lampau, riuh rendah selesai dengan hanya sedikit pihak saja. Ini masalah klasik yang tidak niat diselesaikan memang. Jika penyelesaian tahu sama tahu terus, jangan kaget dari tahun ke tahun dari daerah ke daerah dengan pola yang sama itu ada.
Satu yang perlu disadari dan diingat dari era Ahok adalah, setiap waktu ada perkelahian, karena tidak ada aica aibon yang merekatkan dewan. Mulutnya yang biasa kenyang jadi kering dan laper, maka berkelahi terus.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H