Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerindra Waktunya Bekerja, Eddy Prabowo Pengganti Susi, Jangan Seperti Anies dan Ahok

24 Oktober 2019   10:54 Diperbarui: 24 Oktober 2019   11:02 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gerindra Waktunya Bekerja, Eddy Prabowo Pengganti Susi, Jangan Seperti Anies dan Ahok

Pemilihan kabinet ini, entah serius atau ada unsur becanda Presiden Jokowi dalam menetapkan personal dalam pos-posnya. Susah melihat Jokowi itu polosan, apa adanya demikian. Dan bagusnya adalah sama sekali tidak pernah mengucap apapun, mau ada spekulasi seperti apa, tetap diam, senyam-senyum saja.

Ini tentu bukan mau menilai di hari pertama kerja KKP dengan nahkoda baru, namun jelas sangat berat bagi Eddy Prabowo menggantikan menteri fenomenal, kesayangan media dan juga warga. Lihat saja kemarin menggema mencari Susi. Spekulasipun berseliweran. Dari yang serius hingga becanda, bahkan ada yang cenderung ngasal dan ngawur karena menuding presiden takut dengan mafia segala.

Susi Pudjiastuti dan Eddy Prabowo

Susi itu sejak pertama kali sudah menarik minat banyak warga. Tampilan yang apa adanya adalah sebuah kebahagiaan rakyat, yang puluhan tahun melihat citra pejabat yang kaku, resmi, teratur, dan sangat tidak apa adanya. Budaya feodal plus penjajah yang jaim, pupus dengan  adanya Jokowi dan Susi yang memulai.

Pendidikan formal yang sangat minim, sempat menjadi gorengan, penampilan dan kebiasaannya yang tidak "umum", perempuan tatoan dan merokok. Diperkuat dengan berkali-kali tampil biasa bukan seorang menteri, menggendong ibunya, tidur di kursi, merokok di geladak kapal, cangkruk  di tengah laut, dan banyak lagi yang lekat dalam ingatan massa.

Ingatan itu menghapus pernyataannya yang mengatakan hanya mau dua setengah tahun saja. Tenggelamkan menjadi demikian tenar dan apalagi capaian keamanan laut yang bisa sangat menjanjikan.

Catatan personal dan fungsional itu digantikan orang baru, baru dalam banyak hal, termasuk dalam peta politik nasional. Awalnya dinyatakan sebagai kandidat Menteri Pertanian malah masuk pada KKP. Untung dia adalah bukan politikus gaduh sehingga tidak akan mudah mendapatkan serangan atas pernyataannya dulu.

Berbeda ketika yang masuk kabinet ala Zon, Andre, atau Rachel, tentu akan dengan mudah warganett akan berlomba mengulik dan membalik pernyataannya. Sama sekali belum bisa dibaca seperti apa di depan. Memang sangat tidak mudah, karena parameter dan pembandingnya memang jelas.

Taruhan Gerindra ada di tangan duo Prabowo kali ini. Waktunya bekerja dan itu adalah pembuktian. Prabowo Subianto tidak usah dibicarakan lebih lagi, Eddy Prabowo menjadi penanggung jawab masa depan Gerindra secara politis. Ia gagal apalagi sampai korupsi akan habis. Pernyataannya soal penenggelaman kapal apa susahnya itu masih normatif. Bukan hanya soal penenggelaman kapal dan sesedrhana itu, namun bagaimana laut itu benar-benar milik bangsa dan membuat bangsa dan negara berjaya.

Ahok dan Anies Baswedan

Lagi-lagi ini soal ingatan publik. Ahok yang demikian fenomenal, menggebrak tatanan birokrasi bahkan hingga taraf nasional. Emosional yang tidak semestinya, dan berujung pada bui dua tahun baginya. Sangat wajar karena ia menebar musuh bukan mencari kawan. Identik dengan capaian Susi, dan lagi, masyarakat rindu pemimpin yang tidak hanya omong namun melakukan.

Ahok menjadi kesayangan banyak orang, bukan elit. Dan elit bisa memainkan banyak narasi dan menjatuhkannya dengan telak, Ahok seolah habis. Mungkin musnah dalam politik, kiprah lain belum tentu. Mirisnya ia adalah barometer, cermin, dan pemberi nilai bagi Anies.

Apapun yang dilakukan Anies akan langsung dikomparasikan dengan apa yang Ahok lakukan, dan mirisnya adalah bertolak belakang. Nilai Anies sudah mepet makin menjadi terjun bebas. Mirisnya lagi narasi dan lagak lagu yang dipakai Anies berbeda banget dengan Ahok. Kata-kata kosong dibandingkan dengan mulut bocor Ahok namun berisi. Semua tuntas bukan semata narasi.

Warga dan Keinginannya

Masyarakat itu sudah jenuh dengan kataa-kata, pidato, seminar, dan tetek bengek lainnya. maunya adalah eksekusi, hasil nyata, dan makmur negerinya. Tipikal pemimpin dan pejabat banyak omong nol prestasi tidak menarik lagi. Tampilan bukan lagi yang utama. Hasil gilang gemilang menjadi ukuran, benar kata Presiden Jokowi ketika pelantikan, pejabat yang menghasilkan, bukan hanya send, namun juga bisa berdampak.

Dampak. Itu penting, apa yang dirasakan rakyat, bukan prosedural yang menjadi prioritas. Penilaian itu jelas, gamblang, dan pasti. Media sosial menambahkan poin mana pemimpin baik atau hanya pura-pura baik. Capaian menjadi pembicaraan dan itulah yang rakyat inginkan. Lihat saja betapa banyak nama-nama pemimpin daerah digadang-gadang naik  ke level nasional.

Rakyat yang menyukai perubahan dan hasil pembangunan banyak mendukung si A untuk menjadi ini, si B untuk mengisi dan menggani si itu yang tidak bisa bekerja. Semua terpampang, nilai itu murni, susah berkelit dari era modern ini.

Nah Gerindra, terutama yang sudah terbiasa menjadi oposan waton sulaya, kini siap-siap ditagih karya kalian. Syukur bahwa Zon sudah mulai diam dan tenang, dari pada mempermalukan duo Prabowo dan bisa menjadi bumerang bagi partai secara umum.

Terima kasih dan salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun