Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andre Rosiade dan Rachel Maryam, Gambaran Politikus Muda Pemikiran Tua

22 Oktober 2019   19:21 Diperbarui: 22 Oktober 2019   19:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebencian jelas lebih kuat dan akut dari pada nyinyir. Mereka bahkan sudah menyerang personal, bukan kebijakan dan capaian. Ketika kinerja susah dipatahkan dan lari pada personal, jelas itu bukan politikus lagi.

Tiba-tiba Memuji dan Berharap
Cukup aneh, ketika melihat rekam jejak mereka bersikap selama ini seperti pemerintah dan Jokowi itu tidak ada benar-benarnya. Itu di depan publik, media sosial lagi, bukan dalam ruang tertutup internal partai, tiba-tiba mengatakan pujian dan mengharapkan banyak. Lha selama ini ke mana saja, atau karena mendapatkan kursi jadi pemerintah itu benar dan baik?

Benar dan baik sebatas kursi dan bersama-sama di dalam memerintah. Jika demikian, merendahkan kualifikasi partai dan posisi oposisi. Ini jelas kualitas politikus yang masih cenderung hijau. Mereka belum bisa memilah dan milih di dalam melakukan "kampanye" dengan elegan.

Berbeda itu tidak salah kog. Apalagi dalam dunia politik yang serba tidak pasti. Inilah seni. Seni di dalam menggapai kekuasaan, ingat seni berarti juga ada ranah moralitas, etika, baik dan buruk yang perlu dipertimbangkan.

Berbeda dan menjadi musuh menjadi sebagian gaya berpolitik yang memorakporandakan bangsa ini, kubu satu dan lainnya seolah tak terjembatani keterpisahan itu. Padahal tidak demikian. Lihat saja kini ketika keadaan elit berubah, akar rumput masih kacau, menengah berbalik arah tanpa malu-malu.

Menyikapi perbedaan politik secukupnya. Apalagi level menengah itu gampang limbung ketika atas bergerak, bawah mendesak. Mati di tengah seperti yang mereka tampilkan saat ini. jika mereka sedikit saja cerdik, jeli, apalagi mau belajar tidak akan menjadi bahan tertawaan dan menjadi pembicaraan di media sosial dengan nada kasihan.

Sikap dan pilihan yang jauh lebih elegan jika mau belajar. Tampilan mereka memberikan bukti kurangnya belajar dalam komunikasi sosial. Apakah ini menunjukkan politik uang lebih dominan? Beda ulasan tentunya.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun