Empati atau Emosi
Ini sebenarnya adalah soal hati, nurani, dan tabiat. Kecenderungan melihat yang beda adalah musuh, membuat kemanusiaan akan sirna. Bagaimana kini ciri-ciri khas  cara beragama ikut menjadi masalah, belum tentu juga demikian padahal.Â
Tidak simpati jangan emosi, jangan mengatakan itu munafik atau apa? Lha memang kalau menanggung risiko orang yang melabeli munafik itu ikut menanggung beban, penjara misalnya?
Emosi sih boleh-boleh saja, asal proporsional, tepat penggunaannya, dan tidak usah mengaitkan kemanusiaan dengan hal-hal yang bukan seharusnya, keahliannya, dan juga proporsinya. Seperti melibatkan agama, Tuhan, dan politik dalam banyak kejadian.Â
Contoh, kebakaran katanya kurang amal, pilihan politik, dan sejenisnya. Sama sekali bukan, ya karena teledor misalnya, itu contoh jangan malah dibahas dengan ngotot pula.
Kritis itu baik dan penting, namun jangan malah menjadi bumerang bagi diri apalagi keluarga. Kalau mau kritis dan sampai "berani mati" itu pilihlah hidup melajang, ha,..ha... ha...banyak yang ngamuk dan ngambeg.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H