Patut ditunggu juga, jika ia berbalik arah dan menjadi pemuja dan pemuji presiden dan pemerintah. Ini lagi-lagi bumerang, nyata hanya karena pengin jabatan ia sok kritis dan banyak kritik kemarin. Sangat mungkin dilakukan dengan dalih bagian pemerintah harus senada dan mendukung penuh apapun yang sudah menjadi keputusan pemerintah.
Jika ini yang terjadi, jangan salahkan netijen, akan menguliti apa yang pernah ia tuliskan. Ingat ia sangat banyak menuliskan hinaan, nyinyiran, dan caci maki, jarang kritik yang ia nyatakan. Siapkah ia menangung itu semua?
Lebih cenderung pilihan ini, melihat rekam jejak dan perilakunya selama ini, ia akan berbalik arah dan menjadi pendukung paling setia Jokowi dan pemerintahan. Potensi yang berangkat dari rekam jejaknya selama ini.
Ketika membaca berita Jokowi dan Prabowo wefie, kemudian membuat status media sosial menanti kiprah Fadli Zon menjadi menteri, sebagian besar menolak minimal menertawakan. Hal yang sangat logis. Pun politik juga memiliki logika sendiri.
Saatnya Fadli Zon unjuk kemampuan, usai menjadi pimpinan dewan gagal total, bagaimana bila menjadi eksekutif bisa gilang gemilang, sebagaimana nyinyirannya pada Menteri KKP. Pembuktian yang selayaknya ditunggu. Â Biar benar bisa melakukan atau tidak.
Kesempatan itu patut diberikan, biarkan basis kinerja itu ada, bukan hanya berdali pengawas sebagaimana selama ini. Â Eksekutif itu peran personal sangat besar, salah langkah, ia sendiri yang akan menanggung, ada dewan yang menyorot, plus para pengamat baik ahli atau amatiran, jangan kaget dan merah padam kemudian marah.
Menarik lagi apa yang akan dilakukan Nikita Mirzani melihat Zon sebagai menteri, apalagi jika tidak mampu membuktikan omongannya selama ini. Menjadi bulan-bulanan artis kontroversial menjadi anggota dewan masih bisa diam, kalau menteri? He..he...he..
Memang risiko terlalu besar bangsa dan negara, birokrasi lagi dipertaruhkan dalam pundak orang semacam Fadli Zon. Belum lagi kemarahan publik atas perilaku ugal-ugalan politiknya itu bisa bertambah-tambah.
Toh tidak patut juga menghakimi seseorang yang belum membuktikan apa-apa di dalam pemerintahan. Nah jika demikian, ya biarkan memberikan bukti bagi negeri ini. Tiga empat bulan bisa menjadi bukti, si plonga-plongo, atau si mantan pimpinan dewan yang gak bermutu?
Setujukah Fadli Zon masuk kabinet? Itu hak sepenuhnya presiden terpilih yang menentukan. Memang akan banyak yang kecewa, namun menarik juga jika dicoba mau melihat seberapa kualitas dia di eksekutif, ketika sudah membuktikan di legeslatif tanpa hasil itu.
Terima kasih dan salam