Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Basith, Soenarko, Penegakan Hukum, dan Upaya Penjegalan Pelantikan Presiden

9 Oktober 2019   09:01 Diperbarui: 9 Oktober 2019   09:08 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susah jika berbicara ini adalah ulah koalisi 02 masa lalu semata. Bagaimana Gerindra malah justru cukup aktif untuk mendapatkan jatah kursi. Sangat naif jika menjadi aktor utama di balik itu semua.  Jika orang per orang memang sangat mungkin.

Siapa saja yang memiliki potensi menjadi aktor intelektual dan penyandang dana yang cukup besar itu menjadi penting.

Kelompok elit yang merasa terganggu kepentingannya karena model kepemimpinan Jokowi. Ini sangat banyak. Pengusaha era lama yang mengandalkan sikap tahu sama tahu itu merasa susah sekarang. Mereka biasa enak memainkan proyek, kini harus mengulang dengan cara yang tidak biasa mereka jalankan. Memangnya mudah? Jelas tidak.

Kelompok yang biasa memanfaatkan banyak peluang untuk diri dan kelompok. Ini bisa birokrat, swasta, ataupun politikus. Jangan dianggap sepele, mereka susah payah. Jaringan luas mereka tiba-tiba diputus begitu saja. Kinerja lembek mau enak harus berjuang keras di alam yang berbeda. Ini juga tidak sedikit.

Pihak-pihak yang menyimpan dana luar biasa besar di luar negeri. Bank Swiss yang terkenal aman bagi siapa saja  itupun sudah mau bekerja sama untuk membuka akses data mereka. Mereka ini tidak akan menjadi pelaku apalagi pelaku lapangan, namun penyandang dana yang tidak kecil. Sangat mungkin mereka ini terlibat sangat dalam.

Kepentingan luar negeri dan asing yang selama ini leluasa berpesta bersama oknum dan elit tamak dengan mengorbankan bangsa dan negara kini menjelma menjadi kaki-kaki yang sangat kecil-kecil namun banyak. Mereka kehabisan nafas dengan cara dan tata kelola yang baru. Jangan sepelekan sikap diam dan diplomasi di  depan kamera penuh senyum itu. Kaki lain bekerja dengan sangat masif. Ingat, elit tamak itu tidak kurang-kurang.

Ormas yang sudah dibekukan dan dibubarkan itu juga jengkel luar biasa. Upaya masif puluhan tahun tinggal mendapatkan kursi utama harus terjungkal.  Mereka sangat mungkin sebagai pelaku lapangan dan aktor intelektual. Toh penyandang dana sangat mungkin jauh lebih besar ada pada pihak lain yang suka rela menggelontorkannya.

Barisan sakit hati kalah pilpres, ini cenderung bukan elit, akar rumput dan menengah ke bawah. Mereka korban didikan manusia gua ala Plato. Mereka jelas pelaku lapangan yang berdarah dan keringat. Keberadaan mereka ini korban politik dan ketamakan, dan kadang mereka tidak tahu sejatinya yang mereka perjuangkan atau lakukan.

Mendesak adalah penegakan hukum bukan selevel pelaku lapangan atau operator semata. Jika dalam media sosial bukan akun yang menyebarkan untuk kesekian kalinya, apalagi hanya memiliki teman ratusan. Jauh lebih penting adalah aktor elit, menengah ke atas yang membiaya, memikirkan, dan melakukan agitasi dengan masif pada pelaku lapangan, baik demo ataupun di media sosial.

Memang ini kerja keras dan tidak mudah. Namun bukan tidak mungkin. Jika negara ini mau maju ya memang harus kerja keras membersihkan dari anasir-anasir busuk dan buruk beratribut politikus, aktivis, ataupun tokoh agama.

Semua itu mungkin jika memang berkehendak. Jika enggan, jangan menuding pihak lain sebagai  perongrong bangsa ini.  Menanti kehendak baik semua pihak demi bangsa yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun