Satu kandang lho.
Mboten. Tidak mau.
Ya sudah sapi ya, kamu kan suka dan pengin banget sapi kan, impianmu sejak lama kan? Desakan makin menghebat.
Tidak.
Ya sudah kalau kamu berubah pikiran embah tunggu di.....suatu tempat yang jelas kami tahu. Kamu hebat, kalau orang lain sejak tawaran pertama sudah diambil.
Kakak saya ajak ke sana malah ngamuk, ngawur katanya. Ia ingat pas kegiatan agama dan dia ingat terus soal siksa neraka yang tidak mau ia alami.
Kisah kedua, du orang bapak muda, yang sedang berupaya menaikan taraf hidupnya lebih baik. Mereka pergi ke seorang tua dan disarankan ke mbalong, di sana mereka dijam dengan dua ikan. Satu bapak memakan dengan lahap dan satunya melihat kalau itu adalah anaknya.
Pulang ke rumah, bapak yang menyantap ikan, anaknya demam dan beberapa waktu kemudian meninggal.
Si bapak yang melihat ikan itu anaknya baik-baik saja anaknya, dan ekonominya tetap tidak berubah. Berbeda dengan yang satunya yang langsung mendapatkan banyak rezeki. Keadaan rumah tangga yang jauh lebih baik bahkan meningkat pesat.
Kisah ketiga, cerita dalang, dalang level desa, kampung, bukan kelas Manteb atau Anom Surata, tanggapan level desa, dia menyelesaikan aksinya dan pulang dengan bayaran berupa emas lempengan, dengan pesan untuk tidak menengok ke belakang.
Klasik, ternyat emas batangan itu hanya kunyit. Ini entah kisah abal-abal atau asli, karena toh melimpah kisah yang seperti ini.