Kisah Misteri Rawa Pening dan Sekitarnya
Kisah ini dari mulut kedua dan seterusnya. Tidak ada yang asli pengalaman pribadi. Jadi soal kesahihan, bukan jaminan, karena toh cerita dan yang mengalami pihak lain. Bisa berbeda persepsi atau juga ada yang kurang atau lebih dalam menuturkannya.
Kampung saya termasuk salah satu "pemilik" Rawa Pening, kalau di desa kami menyebutnya mbalong, banyak nelayan dan penjual ikan, dari mujair, gabus, dan sejenisnya, telor ikan wader termasuk favorit.
Tidak sampai satu kilo meter dari rumah ke tepi air rawa, dulu dua puluhan tahun. Kini dari tepi desa ke tanah yang masih bisa diinjak lebih dari satu kilo meter. Cukup jauh menjorok daratannya.Â
Kisah mistisnya tentu tidak lepas dari legenda Baru Klinting dengan lidi saktinya. Toh banyak kisah yang hanya mitos, ataupun kisah lebay yang sangat bisa terjadi, antara fiksi dan faktual tentunya kadarnya sangat tergantung persepsi dan keyakinan masing-masing.
Paling mengerikan dan cukup bisa diyakini karena pengalaman kakak kandung. Suatu surup, sore ia sedang demam. Tiba-tiba ada yang datang dan bertanya, kog suntrutmen Le? Kog sedihmen Nak?
Iya, rezeki sedang susah.
Gampang, au saya beri ikan, besar dan enak.
Mboten, kula mboten doyan. Tidak mau, saya tidak doyan. Kakak memang tidak doyan ikan karena dulu pernah mblenger, ketipu penjual ikan busuk yang membuatnya tidak doyan makan ikan.
Kalau gak mau ikan, bebek ya, kamu kan suka bebek.
Tidak.