Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Horor di Tengah Hutan Sagu

2 September 2019   11:29 Diperbarui: 2 September 2019   22:01 6784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hutan: pexels/pixabay

Suatu siang iseng-iseng saya lihat, ternyata tiga digit di tengah itu berbeda dengan nomor saya, tetapi selalu nama saya memanggil. Iseng-iseng saya SMS, dan dijawab katanya dia anak ibukota dan meledek saya apa tahu ibukota. Dan saya tidak lanjutkan lagi.

Terlupakan lagi, tapi suatu hari ada keanehan. Entah begitu banyak hal yang aneh datang usai liburan itu. Kali  ini libur Paskah, sendirian, untuk kesibukan membuat jaring untuk permainan TK, sambil dengar musik instrumen dari laptop, eh malah lagunya jadi lagu Misa Requiem, Misa Arwah dalam Gereja Katolik. Haduhhhhh.

Pengharum ruangan saya selalu aroma melati, dan sejak itu tidak mau lagi menggunakannya, ketika pindah ke Jawa dan Sumatera baru pakai lagi.  Ternyata tidak berhenti.

Sepulang dari gereja dengan rekan pegawai lain, ngobrol, semalam dia ditakut-takuti rekan lain boneka bayi itu dikerek teman kena kepalanya. Padahal asli boneka permainan jurit malam, pada saat itu tidak ada yang jaga di pos itu. Pas itu, siang sih, teman itu menjerit geli dan takut, pas di bawah boneka itu.

Minggu berikutnya, saya biasa datang ke gereja satu jam sebelum ibadat mulai. Pas ibadat mau dimulai, wik, iibu tetangga tanya, Mas Susi sudah di sini, siapa yang mandi di kamar mandi?

Hantu, saya jawab. Si Wik yang istri dukun di sana tertawa saja sambil menjawab sembarangan.  Jadi si ibu itu menjadikan saya mandi sebagai pedoman jam untuk dia siap-siap berangkat. Ternyata pagi itu ada yang mandi, padahal saya sudah sampai gereja.

Tidak berselang lama, tetangga yang di dalam kawasan itu tanya, ngapain saya marah dan melemparkan panci, wajan, dan perabot di dapur. Lha saya tidak ngapa-ngapain kog, dan coba lihat ada yang penyok tidak perabot itu, dan memang ada pada tempatnya tidak ada yang berubah apalagi rusak.

Kata, anak dukun yang jadi petugas keamanan, semua keanehan itu datang karena saya biasa bersiul malam-malam. Anjing dua belas di mana mereka tidur tidak tahu, tapi yang jelas saya buka kamar, mereka selalu datang. Nah untuk menggoda mereka biasanya saya memanggil dengan siulan, dan sejak itu sama sekali tidak lagi bersiul.

Pas pembinaan anak, ada anak indigo, keturunan katanya dia bercerita. Pas bincang-bincang anak ini lihatin tempat lain dan mengatakan, aku gak naksir Kak Susi, tuh ambil buat kau, katanya.

Siapa? tanya saya.

Penggemar Kakak tuh, cantik Kak. Dia malah ngeledek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun