Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma atau Anies Pilihanmu?

5 Agustus 2019   09:23 Diperbarui: 5 Agustus 2019   09:30 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaan semu serius ini, karena hanya sebuah pengandaian, pemlu baik kada, apalagi pilpres masih lama, tetapi gerak parpol sudah ada yang masif dan serius. Sependek pergerakan ini bau Nasdem yang melakukan percobaan ombaknya dengan dua nama. Respons publik sudah cukup kuat.

Ada dua kemungkinan gelaran yang bisa diikuti keduanya, dan satu pilihan perlu pilihan sebelumnya untuk bisa melaju atau terhenti. Pilkada DKI 22 bisa menjadi batu lompatan untuk pilpres 24, tetapi jelas sukses dan permainan politik di 22 sangat menentukan. Prasyarat ini bisa sangat menentukan.

Ulasan ini menepikan unsur wakil yang diusung sebagai pasangan. Daerah tidak cukup signifikan keberadaan pasangan. Toh presiden dan wakilnya pun kecuali kondisi khusus posisi wakil tidak cukup signifikan pengaruhnya.

Keunggulan Risma:

Prestasi sebagai Walikota Surabaya itu jelas nampak dan berdampak. Gampang dan gamblang melihat kemajuan dan prestasi yang dicapai. Kekurangan dan masih ada pekerjaan rumah atau yang belum tersentuh yo wajar, namanya memimpin orang banyak. Kondisi juga tidak sesederhana perusahaan karena toh politik terlibat, poin ini relatif aman.

Orang politik, naungan parpol jelas dan ada. Memang bukan berasal dari kader parpol tulen karena berangkat dari ASN, namun kedekatan dengan parpol itu ada dan jelas. Ini cukup menjadi jaminan bagi calon pemimpin di dalam kondisi dan peta politik saat ini.

Kepemimpinan dan visinya jelas. Termasuk berani berhadapan dengan "atasan" dalam konteks benar, seperti soal penutupan Dolly yang dicegah gubernur, toh bisa diatasi. Ini menjadi penting, ada visi dan keberanian mempertahankan meskipun ada risiko. Ini penting bagi seorang pemimpin, apalagi di depan massa waton sulaya di alam hidup bersama kita.

Pengalaman baik di Surabaya dengan segala persoalan yang identik dengan Jakarta tentu menjadi sebuah katalis bagi kemudahan pembangunan. Pengalaman positif membawa dampak lebih baik lagi dan lagi tentunya.

Keberadaan pilkada DKI yang ugal-ugalan dengan labelisme kemarin, sangat ringan untuk dipatahkan oleh Risma karena keberadaan labelnya sama dan susah untuk  menjadi bahan pembunuhan karakternya. Tidak cukup kuat, namun tidak juga riskan.

Sejarah pernah mengantarkan Jokowi dengan pola yang sama, walikota, gubernur, dan presiden. Hal yang sama juga bisa terjadi, jika melihat capaian selama ini. Namun perlu mencermati juga hal yang seperti ini,

Benar bahwa perpolitikan dan alam demokrasi akan semakin baik, maju, dan  melepaskan identitas, namun toh tetap perlu untuk dicermati.

Pemimpin perempuan, hal yang masih terulang, namun toh masih sangat mungkin menjadi andalan. Sekelas apapun toh kita lebih maju dari Amerikan serikat sekalipun yang merasa  paling demokratis, belum punya presiden perempuan. Kita gubernur banyak, bahkan presiden pun pernah. Isu dan kaitan dengan agama sangat mungkin. Untuk 22 pilkada Jakarta tidak akan besar dampaknya, naun untuk pilpres signifikan.

Pola kerja yang masih mengurusi soal teknis lapangan, namun tidak diimbangi dengan kemampuan fisik, sehinga mudah jatuh sakit akan dijadikan senjaata dalam kampanye. Hal yang wajar dalam kontestasi.

Pengalaman yang "hanya" Surabaya" itu akan terus didengungkan, toh kini pun mulai dengan cukup masif oleh kelompok yang nyaman dengan keadaan sekarang ini.

Keunggulan Anies

Anies telah memimpin Jakarta. Ia membuat jaringan yang cukup kuat. Penting dalam demokrasi adalah jaringan yang luas, namun apakah kuat? Itu persoalan lain. Upayanya cukup  baik hingga kini. Dewan pun sangat puas, maka diam saja.

Pinter berwacana dan mengeluarkan pernyataan dengan retorikan indah, bagus, dan menyenangkan sekilas. Ini penting bagi keberadaan politikus. Bayangkan saja sudah kerja buruk, bicara buruk kan amburadul. Masih bisa meyakinkan banyak pihak dengan kata, kalimat, dan diksi yang menyenangkan. Ini kekuatan utama, sekaligus nanti menjadi kelemahan.

Pendidikan dan pengalaman dari berbagai-bagai jabatan dan pekerjaan serta pendidikan yang mumpuni bisa menjadi potensi di dalam memimpin. Tidak banyak pejabat politik kita memiliki pendidikan mentereng. Luar negeri pula.

Pengalaman sudah di Jakarta tentu selangkah lebih maju dari sekadar walikota Risma. Ini poin cukup penting dan signfikan di dalam berkampanye. Sepanjang kepemimpinannya adem ayem saja, sempritan mau interpelasi pun belum pernah terdengar, artinya potensi lanjut sangat mungkin.

Memiliki pendukung kuat dan cukup fanatis, sayangnya itu juga bisa menjadi kelemahan sangat kuat pula. Jaringan yang dipenuhi oleh kepentingan sesaat, dan itu dominan di lingkaran Anies, hati-hati jika tidak dikelola akan menghancurkan dan malah jadi tidak dapat apa-apa.

Secara survey Anies memiliki posisi sangat strategis dalam banyak hal. Populer, banyak pendukung dan pengagum, pun pemilih juga sangat tinggi. Mengolah ini menjadi penting.

Kepiawaian menjual derita bisa juga menjadi kekuatan yang jauh lebih signifikan. Jaringan yang lemah bisa dikuatkan dengan cara ini, toh sudah berkali ulang politik ini sukses.

Toh itu semua sangat semu, sumir, dan itu kelemahan terbesar juga bagi Anies.

Kemampuannya beretorika, berwacana, itu tidak dibarengi dengan visi dan eksekusi mumpuni. Ini jelas akan menjadi bulan-bulanan tim kampanye pihak lawan. Karena prestasinya memang tidak menjanjikan.

Rekam jejak susah memberikan jaminan kesuksesan, selain semata narasi indah dan itu kadang juga malah menjadi bumerang besar.  Berkali ulang hanya besar dan indah dalam ranah wacana, gagasan, dan kadang kosong isi.

Kebiasaan menuding pihak lain, termasuk pada kawan, ingat soal OK-Oce ia bicara apa, padahal itu kawan sendiri. Jaringannya lemah meskipun luas, bisa hancur berantakan.

Calon tersaji, rekam jejak jelas, hayo pilihannya siapa? Siapa tahu menjadi rujukan bagi parpol untuk menjadikannya makin mantab untuk DKI dan RI.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun