FTV Risma-Anies Makin Panjang, Sutradara Nasdem
FTV yang setiap hari tayang, bahkan ada yang sampai tiga kali dalam satu hari, sebenarnya hanya satu tema. Percintaan antara yang mungkin dan tidak mungkin, ada penghambat, dan pada akhirnya bahagia. Begitu sederhana, hanya tampilan glamor, bintang relatif baru yang sangat menarik, menjadi jaminan iklan karena penonton demikian banyak.
Tontonan sederhana di tengah hiruk pikuk dan kesibukan yang sangat berat, yo wajar kalau demikian digandrungi. Malas tontonan yag perlu mengeryitkan dahi dan berpikir hanya untuk melihat maknanya. Menebak akhir certa dari judul pun bisa, toh masih juga dioantengin. Padahal durasi iklan dan tayangan kelihatannya panjangan iklannya.
Dalam dunia politik ternyata hadir juga. Anies yang menjadi menggeliat lagi dalam pentas nasional karena Surya Paloh yang membawanya. Bola salju bergulir, eh akhir-akhir ini Barus sebagai kaderNasdem dari Jakarta yang usai kunjungan ke Surabaya membawa polemik dengan mau mendatangkan walikota Surabaya Risma untuk mengurusi sampah di Jakarta yang amburadul.
Media menangkap peluang keriuhn baru usai, Jokowi-Prabowo "berdamai", pun Mega-Prabowo berdamai. Menunggu Mega-SBY berdamai kelamaan, lumayan ada celah drama baru Risma Anies. Â Sejatinya Risma dan Anies tidak sangat pas diperbandingkan, kota dengan provinsi, namun kesuksesan Risma di tengah sorotan Jakarta yang atret memang nampak jelas.
Narasi baru ketika Risma mau dibawa ke Jakarta menambah panas keadaan. Begitu banyak tanggapan dan respons yang terjadi. Semua gara-gara orang Nasdem.
Anies pertama jelas yang tersengat, malah blunder dengan menuding pemerintah sebelumnya yang membuat persampahan menjadi seperti sekarang ini. khas Anies memang, dan kini yang terakhir tim gubernur yang ikut tersengat dan meradang dengan menyinggung pribadi anak Risma, lembaga ikut karan pemkot Surabaya dan akhirnya Polda Jatimpun turun tangan.
Awalnya masih personal ketika Anies juga mengatakan biar orang Jakarta yang menyelesaikan, toh tidak ada gerak langkah lebih jauh. Ini reaksi panas karena beredarnya pemberitaan, photo, meme, dengan narasi yang memang sangat probvokatif. Wajah Risma yang terbelalak kaget, tertawa terbahak dan ditambahi keterangan soal anggaran Surabaya dan Jakarta untuk mengurus sampah.
Reaksi yang berlebihan hingga tim gubernur juga cenderung offside, mengapa demikian?
Ini persoalan mendasar soal kualitas kepemimpinan dan tim. Memang jelas lemah apalagi dikuliti terus menerus soal anggaran dan peruntukannya. Tim yang demikia jumbo dari personal hingga gajinya, namun capaian kog masih hjauh dari apa yang sebenarnya bisa dilakukan. Perbandingan konkret dari Surabaya yang demikian jomplang.
Wajar ketika orang yang terlibat ketar-ketir karena adanya permainan yang sangat mungkin terjadi. mengapa? Karena anggaran yang ada dengan capaian itu mencolok. Dan kejadiannya kog relatif barengan.