Keempat, sikap yang diambil dalam banyak kasus malah makin membuka kualitas Anies sebenarnya. Sayang  orang yang pandai berwacana dan beretorika seperti itu tidak dibarengi dengan sosok wakil yang cerdas dalam eksekusi dan mengambil keputusan dengan sigap dan cepat. Duet maut yang perlu. Satu banyak ide dan gagasan, ada yang  membuat itu menjadi kebijakan.
Kelima, keberadaan wakil gubernur menjadi penting, melihat reputasi dan rekam jejak Anies yang makin parah demikian. Ini bukan soal Anies menjadi rising star menjadi capres atau apa, namun demi Jakarta yang lebih baik. Jakarta jangan jadi korban oleh perilaku gagal dan atas nama dan penegasan kemenangan yang oleh pelakunya sendiri jelas tidak nyaman menerima.
Keenam, Anies tahu dengan baik, bahwa kemenangannya itu bukan hasil kerja keras dan kerja cerdas. Terlihat dari pola pikirnya yang kacau balau seperti ini. Ada masalah ketika level strata tiga luar negeri lagi namun ide dan gagasan saja lemah begitu.
Ketujuh, apakah ini sebuah kampanye, mau cemar asal tenar? Sangat kecil kemungkinannya. Masyarakat lebih panai, ke depan semakin cerdas. Dan 2017 sebagai tragedi demokrasi sudah dijawab dengan pilpres 2019 selesai. Â Lemah keyakinan pola pendekatan populisme cemar ini.
Apa yang sebaiknya dewan dan partai politik Jakarta, kemendagri lakukan?
Satu, secepatnya mendesak partai politik pengusung untuk menyiapkan pengganti Sandiaga Uno, atau menggembalikan Sandi untuk jabatan wagub. Gubernur sendirian jelas kewalahan, masuk suka blusukan iternasional lagi.
Dua, segera melakukan konsolidasi bersama wakil gubernur sehingga bisa bekerja lebih baik lagi, bukan masalah menciptakan kelucuan dan kontroversi terus menerus. Jakarta itu pernah maju, jadi tolok ukurnya jelas. Berbeda ketika belum tersentuh gubernur yang lalu-lalu, mungkin tidka terlalu jelas seperti apa.
Polemik blusukan ke luar negeri, banjir, atau penanganan kali itu hanya sebagian masalah, jauh lebih penting itu jabatan wakil gubernur Jakarta. Mengapa penting? Kalau gubernurnya pergi masih ada yang menangani pemerintahan, jika ada yang aneh dari gubernurnya, masih ada harapan wakilnya lebih baik.
Lidah mertua, membuka  mata banyak pihak, kualitas menantu, eh gubernur Jakarta seperti apa. Saatnya membangun bukan beropini murahan. Kemendagri perlu menekan dewan dan parpol untuk segera memproses pengangkatan wagub agar efektif dan efisien.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H