Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rebutan Kursi Ketua MPR Oleh Parpol Kalah dan Perkembangan Politik Positif

23 Juli 2019   08:04 Diperbarui: 23 Juli 2019   08:12 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrat, AHY mengatakan mereka tidak akan tinggal diam, jika Gerindra mengincar ketua MPR. Cukup lucu dan aneh, suara mereka tidak cukup signifikan untuk bisa berbicara dan bersaing dengan Gerindra, Golkar, dan PKB. Mereka hanya menang dengan PAN saja.

Alasan Demokrat sedikit banyak bisa diraba karena ketika mereka menang pemilu memberikan kursi ketua MPR pada Taufik Kiemas almarhum dari PDI-P. Ini kemungkinan yang menjadi dasar dan alasan mereka untuk berani "bersaing" dengan partai-partai besar lainnya.

Ada yang membaik, bahwa perebutan itu kini bukan berbicara parpol dan koalisi namun orang per orang, berbeda dengan 2014. Sudah ada perubahan dan perbaikan yang cukup menggembirakan. Namun masih miris juga dengan beberapa hal.

Mereka riuh rendah pada jabatan, bukan pada apa yang mau mereka buat.  Hanya berbicara kursi ketua, namun mau apa dengan MPR di masa depan, mau dibawa ke mana negara ini dengan keberadaan MPR itu. Sama sekali tidak ada yang baru dengan apa yang mereka ributkan. Hanya soal kursi bukan soal berbangsa menjadi lebih baik.

Jika boleh usul, ketua MPR itu bukan untuk PAN karen kontribusinya juga minim, satu periode juga tidak ada yang signifikan bagi bangsa dan negara. Sangat jelas alasan untuk bukan PAN.

Cukup realistis itu Golkar, Gerindra, dan PKB. Ketiga di antara mereka dengan alasan dan rekam jejak masing-masing. Siapa dan ke partai apa pertimbangan relatif sama, hanya soal berbangsa yang layak menjadi pertimbangan. Suara mereka juga relatif berimbang.

Demokrat sangat lemah jika berbicara ketua majelis, apalagi jika bicara soal balas budi. Dulu zaman SBY, PDI-P memiliki kursi yang cukup kuat, berbeda dengan Demokrat.

Demokrasi kita memang masih tertatih, namun sudah cukup signifikan perubahan untuk itu. Perkembangan baik  yang patut disyukuri.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun