Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekali Tepuk Dua "Nyamuk" Tiarap ala Jokowi

18 Juli 2019   09:00 Diperbarui: 18 Juli 2019   09:15 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, toh kursi kekuasaan itu enak dan menjanjikan, toh sudah juga terdengar sudah memesan kursi juga. Partai bisa, pribadi bisa, atau juga kerabat yang lain. Sangat mungkin lompat kandang, kan sudah ahlinya.

Kelima, pertimbangan partai dan kondisi  berpolitik yang tidak aman bagi partainya. Angin sedang tidak baik untuk mau gegayaan beroposisi. Apalagi di dalam partai pun Amien juga mendapatkan perlawanan yang mulai terbuka dan tidak sungkan-sungkan lagi.

Keenam, pemeriksaan polsi dan gudeg dulu sangat mungkin dibuka lagi, itu sangat mungkin berpengaruh pada keputusannya untuk berbalik arah. Belum lagi people power, juga sangat mungkin naik kelas.

Tidak heran kondisinya yang tidak mudah demikian bisa membuatnya yang masih nyolot, mengatakan Prabowo nyelonong menjadi tiba-tiba demikian bijak bestari bak guru bangsa paling bijak. Menyatakan dukungan penuh dan pengawasan untuk lima tahun ke depan.

Beneran demikian? Jauh lebih bisa diyakini adalah strategi Jokowi yang tepat dan pas saatnya. Beberapa hal yang telah "dikalahkan" Jokowi itu sangat-sangat kuat.

Setya Novanto dengan Reza Chalid. Ini duet dan sejoli yang tidak bisa dianggap main-main. Lihat saja bagaimana reputasi dan jaringannya yang telah berproses di persidangan KTP-el. Jika RC memang misterius karena demikian besarnya jaringan dan uangnya. Toh semua bisa diselesaikan.

Penguasaan kembali saham mayoritas Free Port dan aneka macam tambang lainnya. Jangan ini dianggap sepele. Penolakan dari yang menguasai jelas, belum lagi para pendukung dari dalam negeri yang selama ini mendapatkan keuntungan dari sana. Ini juga serius dan sangat berat risikonya.

Pembubaran HTI meskipun masih jauh dari harapan. Toh keberanian untuk menyikapinya toh sangat layak mendapatkan apresiasi. Memang masih perlu pengawalan karena banyak kepentingan politis yang sangat tidak mudah.  Upaya itu telah ada.

Mekanisme naik turun harga BBM, satu harga dalam banyak kawasan ini juga menjadi penting. Hal baru yang awalnya sangat keras mendapatkan penolakan. Pelan namun pasti toh bisa menjadi hal yang wajar. Padahal  puluhan tahun semua berjalan begitu saja.

Apa yang terjadi di MRT dan setelahnya itu bukan barang besar bagi permainan politik Jokowi dan tim. Hal yang lumrah saja terjadi. Dan sebenarnya, ke depan hal-hal tersebut sejatinya hal yang biasa, yang kalah mendatangi yang menang dengan ksatria.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun