Mulai dari 62% ternyata entri masih menggunakan SMS dan ditengarai kalau dari kubu 01 dominan ditolak. Sama persis dengan angka terakhir dengan membuang  perolehan pasangan Jokowi-KHMA dan membiarkan suara mereka utuh.
Lucu dan aneh, mereka menggunakan penghitungan milik KPU yang sejatinya adalah yang mereka gugat. Logika sederhananya adalah suara mereka potensial itu hilang karena kecurangan, bukan malah membuang suara pihak lain. Kan aneh coba jika demikian siapa yang curang coba?
Jadi ingat ada rekan di media sosial yang selalu saja mencela dan menyatakan Jokowi curang setiap postingan saya apapun temanya.Â
Usai tiga kali saya tanya, buktikan dan yakinkan saya satu saja layak memilih Prabowo, ia diam seribu bahasa dan tidak lagi datang dengan refrein curang-cureng. Â Apa iya level BW sama dengan rekan itu?
Membantu BW sama juga membantu bangsa ini karena narasi yang ia bangun jauh lebih ugal-ugalan dari pada yang sudah-sudah. Ini berbahaya bagi kehidupan lima tahun ke depan. Apalagi posisinya yang strategis begitu.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H