Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Membantu Bambang Widjoyanto, Membantu Bangsa ini

16 Juni 2019   09:00 Diperbarui: 19 Juni 2019   01:12 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Satu, kampanye Prabowo-Sandi selalu ramai, mengapa suara di TPS sedikit banget.

Mosok senaif itu sih sekelas BW, doktor lagi. Semua juga paham, kalau datang ke kampanye belum tentu memilih. Itu sangat mungkin. Kampanye bisa saja hanya hiburan atau mencari kaos atau  makan siang, dan sejenisnya.

Dia juga paham tentunya kalau pengerahan massa sangat mungkin terjadi. Yang datang di titik kampanye A, B, C, dan D bisa saja orang-orang yang sama. Jelas lah di TPS sunyi pemilihnya. Toh selama kampanye banyak pemberitaan jika ada pengerahan massa dari daerah ke tempat lain.

Photo-photo kampanye juga sepi kog, namun tim mereka mengelabui dengan teknik memotong ruang kosong dan mengaitkan itu kampanye koalisi lain. Ini jelas  ia paham, hanya mau memperpanjang nafas sejenak saja. Mereka ini sangat mengerti kondisi lapangan sangat tidak berpihak pada mereka.

Kampanye saja hanya merendahkan dan membuat sandiwara demi sandiwara. Coba jua cek kesesuaian dengan pilkada di mana daerah yang memiliki identifikasi mirip seperti Jawa Tengah. Mereka paham dengan banget, nyatanya mereka klaim menangnya berubah-ubah. Jika naik turun selisih 2-4 % itu masih normal. Lha ini bisa lebih dari sepuluh persen.

Kutipan dengan memaksakan teks demi kepentingan sendiri

Salah satu ahli dari Australia keberatan karena dicomot hasil penelitiannya dan menjadi rujukan, ketika risetnya berjalan kisaran setahun sebelum pemilu. 

Jelas jauh dari panggang dengan api. Artinya ia memperkosa teks demi membenarkan ide, gagasan, dan wacana yang ia kembangkan demi kemenangan pasangan yang ia dukung.

Lucu dan aneh, termasuk kutipan dari mana-mana demi membenarkan bahwa Prabowo harus menjadi presiden. Padahal sengketa yang menjadi kewenangan MK sangat jauh dari yang seharusnya mereka ungkapkan dengan lebih lengkap dan mendalam. Jelas kasihan bukan keberadaan gugatan mereka?

Prabowo presiden atau pemilu ulang

Jelas sangat tidak realistis. Berderet-deret fakta yang menyulitkan untuk membalikan angka perolehan Jokowi dan Prabowo, kecuali akal-akalan ala mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun