Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala Poyuono "Farisi" Menyitir Kata-kata Yesus, Lepas Konteks

19 Mei 2019   12:12 Diperbarui: 19 Mei 2019   14:13 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ia kedodoran ketika mengatakan boikot pajak, nah demi meredam itu ia pakai kata Kitab Suci sebagai penguat argumennya. Namun ia abai konteks Kitab Suci yang biasa digunakan dalam memahami Kitab Suci dalam Gereja Katolik. Menyitir Kitab Suci hanya dalih dan pembenar idenya bahwa Kitab Suci pun mengatakan itu. Namun tidak semudah dan sesederhana itu.

Menjadi keuntungan Poyuono adalah, yang dihadapi atau "dinistakan" adalah Gereja Katolik yang biasa saja melihat perbedaan, termasuk juga cacian. Lihat saja bagaimana Eggy Sudjana yang menghina dogma Gereja Katolik saja tidak menjadi urusan berkepanjangan.

Namun ini adalah pembelajaran bersama, jangan mudah menggunakan dalil, ayat, apalagi dogma agama, tanpa tahu lebih jauh. Politik ya politik, jangan cari-cari dalih dan pembenaran dalam Kitab Suci. Ini sama juga berjalan di jalan raya namun menggunakan perahu. Malah menjadi Sengkuni baru, yang ke  mana-mana naik perahu namun kakinya yang melangkah.

Tidak ada salahnya dan memang harus politik itu menggunakan dasar iman, agama, dan Kitab Suci sesuai para politikus masing-masing. Namun itu untuk perilaku, bukan pembenar atas asal-asalannya alam berpendapat. Jadi berabe dan memaksakan teks jika demikian. Perilaku ugal-ugalan kalau abad pertengahan itu terkutuklah engkau.

Gampang, sederhana, tidak perlu dalil mau Injil atau Alkitab, atau Alquran, atau kitab apapun, apalagi ini Indonesia, coba tilik saja, ketika mengatakan A adalah A dalam segala kondisi, ada konsistensi itu beragama yag baik.

Kebenaran universal dasarnya hukum positif yang ada di negara ini. Agama apapun tidak akan berbenturan dengan Pancasila dan turunannya. Lha ketika kebenaran berdasar Pancasila namun tidak menguntungkan apa keinginannya, kog mencari-cari pembenar dari Kitab Suci, ya bahaya, dan bisa membuat bangsa terkoyak karena salah sangka dan salah memahami agama lain.

Apa yang dikatakan dan dinyatakan Poyuono tidak sepenuhnya benar, jadi jangan kemudian menjadi penilaian oh Gereja Katolik begitu ya. Apalagi sikap beragama di sini masih demikian mudah tersulut oleh kepentingan lain. lebih suka mengurus kebiasaan agama lain, padahal belum tentu juga lebih baik.

Menahan diri untuk jauh dan menjauhkan mengambil ayat atau bagian dogma tanpa menggunakan konteks utuhnya. Apalagi tidak tahu benar apa yang dimaksud, malah bisa berabe dan berbahaya. Ada Pancasila, malah mengambil ayat Kitab Suci  sekadar mencari pembenar bagi gagasannya yang ngawur.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun