Fenemona dan wacana people power yang demikian masif, perlu jawaban seperti ini. Hendropriyono telah menyatakan makar akan gagal, sepanjang TNI-Polri tidak mendukung. Hal yang jelas ditampilkan dalam acara ini. NKRI menjadi tanggung jawab TNI-Polri dan masyarakat bersama pemerintah. Ingat pemeritah, siapapun pemimpinnya, dan sampai pelantikan nanti bisa saja Jokowi lagi, atau ganti.
Monas itu selama ini identik dengan kawasan kaum tertentu, maka ada istilah monaslimin, alumni monas university, plesetan dan ledekan dari aksi-aksi yang selalu menggunakan Monas sebagai pusat atau titik kumpul aksi, sejak 2016 yang lalu.
Keberadaan Monas yang dulu juga menjadi tempat khusus bagi beberapa kelompok yang selama ini ada di kubu Prabowo. Â Perlu kita ingat bagaimana permusuhan yang demikian kuat ketika Ahok menjabat gubernur dengan mengembalikan fungsinya sebagai kawasan umum, bukan agamis. Mereka marah.
Kemudian ketika kelompok yang mereka usung menang dan mengembalikan menjadi "kawasan  mereka" banget, seolah itu adalah tempat "sakral" mereka. Jokowi menggunakan itu untuk acara di mana kondisi ini adalah konsolidasi yang sangat penting namun malah seolah terambil alih.
Balasan menusuk ketika BPN membuka posko kemenangan di daerah Sumber Solo, dekat kediaman pribadi Jokowi. Yang ternyata tidak berdampak, bahkan disesali amat sangat oleh PAN yang tidak meloloskan satu calegpun ke Senayan dari Jawa Tengah. Jawaban cerdas dan berkelas, ugal-ugalan dijawab dengan matang.
Ada dua kemenangan yang sudah ada di tangan Jokowi atas Prabowo yang dengan beberapa lingkaran khususnya masih saja bersikukuh bahwa mereka menang dan penuh kecurangan. Sama sekali tidak ada bukti, dan maunya people power, kini disajikan show of force, kesatuan TNI-Polri bersinergi.
Monas sebagai pusat aksi dan kegiatan mereka, di mana sebagian besar ada pada kubu yang berbeda, dan kini itu malah oleh Jokowi tinggal sepekan saja dipakai dengan kekuatan yang jauh lebih konkret dari pada hanya omong besar people power yang telah direvisi oleh dosen pembimbing menjadi kedaulatan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H