Memindahkan ke Monas, pusat "kemenangan" semu ala mereka, dan kemudian beralih ke pusat "kerajaan" Hambalang. Jelas ini makin lemah dan tidak memberikan dampak besar. Ingat ekslusifisme Hambalang jelas susah bagi akses massa untuk bertindak. Lebih mudah tempat umum biasanya.
Pengumpul dan pengerah massa handal tidak ada. Suka atau tidak, dan memang profeesional untuk menggerakan massa ada pada sosok Rizieq Shihab. Keradaannya yang sangat jauh itu menghilangkan jaringan pengerahan massa dengan masif dan besar lagi. Beda dengan sholat dan kampanye akhir kemarin, berbeda konteks.
Wajah-wajah lelah, kecewa, kuyu, dan kehabisan energi telah nampak dan terbaca secara publik. Mulut berbicara klaim menang, tetapi bahasa tubuh secara umum menampilkan citra wajah yang berbeda. Wajah-wajah Prabowo, Amien, Djoko Santoso, dan juga ada Sandi demikian hancur tidak cukup meyakinkan publik untuk percaya dalam memperjuangkan apa coba?
Lebih lucu dan kekanak-kanakan lagi soal pelaporan lembaga survey resmi ke kepolisian. Aneh dan lucu karena berbeda dengan lembaga survey atau poling mereka, dikatakan bahwa lembga survey resmi itu berbuat curang. Padahal selama ini, lembaga internal yang mereka klaim tidak pernah tahu rekam jejak mereka di dalam menghasilkan rilis survey, kredibilitas mereka, metode, orang-orang  yang melakukannya.
Menarik adalah, mereka menuding pihak lain sebagai pelaku kejahatan, namun mereka pun berpotensi melakukan kejahatan karena survey mereka tidak jelas. Hanya mengatakan ini dan itu saja. Apakah kalau dilaporkan pencemaran nama baik mereka rela dan paling banter akan menuduh kriminalisasi, padahal mereka dulu yang melakukan aksi sepihak itu.
Momentum pemersatu gerakan massa sudah kehilangan arah. Tidak ada lagi gaungan yang cukup kuat untuk melakukan apapun aksi itu. Karena memang sangat lemah karena hanya mengandalkan klaim yang cenderung subyektif semata.
Koalisi terutama Demokrat jelas-jelas mengambil sikap dan jarak yang tidak sejalan dengan gagasan pimpinan koalisi yang memilih sikap belum menerima hasil sampai hari ini. Memang hasil sementara, namun sikap berlebihan yang ditampilkan menjadi masalah di dalam kebersamaan.
Ucapan selamat dari kepala pemerintahan dan kepala negara sahabat jelas memberikan dukungan positif siapa pemenang yang sebenarnya. Belum ada  pemberitaan kalau ada dukungan dari pihak lain bahwa pemilu tidak berlangsung baik. Internasional pun mengakui.
Beberapa alasan di atas jelas memberikan jawaban bahwa apa yang akan katanya akan ada pengerahan massa dan kericuhan dan keadaan yang buruk, tidak mendapatkan momentum dan fakta yang menguatkan. Keadaan akan baik-baik saja.
Waspada dan perhatian memang penting dan itu memang harus tetap dilakukan. Kesatuan dan keberadaan bangsa jauh lebih penting dan bermanfaat, dari pada ribut pada hasil yang jauh-jauh hari pun terlihat ketidaksiapan menang dan juga tidak siap kalah.
Terima kasih dan salam