Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dukungan Komunitas LGBT, Jawaban Kampanye Hitam untuk Jokowi

12 April 2019   07:10 Diperbarui: 12 April 2019   07:44 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kampanye hitam, cenderung asal-asalan, fitnah, hoax, dan pengubahan persepsi publik sering menjadi pilihan karena dampaknya yang demikian besar. Apalagi ditambah  pemahaman politik dna melek media masih cukup rendah di tengah masyarakat.

Cukup subur dan akan cepat berkembang karena ada dua kondisi yang saling membutuhkan dan saling klop di sana. Satu sisi si pengguna cara kampanye itu tahu persis massa masih suka cara demikian. Pada sisi lain masyarakat enggan maju dan belajar banyak.

Ada kampanye door to door, menyatakan jika Jokowi-KMHA menang akan ada pelegalan perniahan sejenis, memang tidak secara resmi bergabung pada satu komando koalisi. Jelas dan tegas akan ditolak bahwa mereka terlibat. Namun dampaknya jelas kog ke mana muaranya. Apa iya jika kubu 01 sendiri yang melakukan kampanye demikian? Mau bunuh diri?

Susah melihat dan menerima secara nalar pelakunya adalah kubu 01. Nah dari sana jelas dan siapa yang bermain. Perlu untuk dicermati dan disepakati, bahwa dampaknya sangat merugikan 01 secara umum. Mengapa?

Pertama, di atas sudah dijelaskan sebagian bangsa ini masih cenderung puritan soal orientasi seksual. Lha baru ada tamu sampai pukul sembilan malam saj RT dan hansip sudah bertindak kog. Mosok kondisi demikian akan ada perilaku yang jauh lebih terbuka dan berbeda dengan kondisi yang ada selama ini.

Kedua, penggunaan kampanye hitam susah diterima nalar dipakai oleh incumbent yang selama ini hasil survey menempatkan pada posisi aman dan nyaman. Lucu malah mau menggunakan permainan politik korban jika demikian. Rekam jejak JKw-KHMA pun tidak ada demikian.

Ketiga, dukungan komunitas LGBT baik langsung ataupun tidak langsung toh sedikit banyak juga makin menguak di mana posisi yang pernah berkampanye itu untuk paslon mana.  Memang masih terlalu dini, namun bahwa itu ada kebenarannya cenderung lebih meyakinkan.

Keempat, sebenarnya tidak ada masalah kog mau komunitas apapun mengajukan dukungan, ketika masyarakat sudah cerdas, maju, dan pemikirannya terbuka. Namun ketika pemikiran masih mudah diobang-ambingkan persepsi elit dan kepentingan sesaat dan politis, ya susah. Masih perlu waktu untuk itu.

Kelima masih jauh dari kondisi bangsa untuk adanya pelegalan pernikahan sejenis. Agama-agama di Indonesia tidak ada yang menyetujui itu. Hukum positif pun sejalan. Sama sekali tidak ada dasar dan legalitas untuk itu semua. Belum lagi penolakan massa atas keberadaan mereka.

Keenam, kecenderungan sangat besar bahwa itu adalah kampanye hitam bagi  sebagian warga yang hendak memaksakan jagoannya lebih unggul, sayang harus mengorbankan pasangan lain.  lagi-lagi perlu waktu dan kedewasaan berpolitik dan berbangsa.

Apa yang terjadi sebenarnya hanyalah pada sisi satu hendak mengupayakan kemenangan dengan segala cara. Kampanye hitam pun bukan persoalan mendalam. Menjadi lucu dan aneh adalah itu kelompok yang selalu mengaku paling agamis, menuding pihak lain sebagai sekular bahkan komunis, namun perilakunya bertolak belakang dengan perintah agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun