Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rizieq Shihab Makin Terpojok oleh Kartu Truf Yusril

5 April 2019   07:10 Diperbarui: 5 April 2019   07:41 7660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelaran pilpres makin menghangat bukan hanya oleh kontestan capres semata. Di lingkaran utama pun demikian. Di mana ada dua nama yang sedang panas, antara Yusril representasi kubu Jokowi dan Rizieq Shihab menjadi wakil golongan Prabowo. Cukup menarik ketika SBY pun turut serta terkena imbasnya.

Rizieq yang akan dijempu oleh capres 02 jika menang,  jelas menggambarkan kedekatan emosional dan relaional di dalam koalisi ini. Apalagi dengan pernyataan-pernyataannya juga lebih memberikan ilustrasi ke sana. Susah melihat ia ada pada kubu Jokowi.

Yusril usai menjadi pengacara resmi bagi pasangan Jokowi-KHMA, pun lebih cenderung menjadi bagian utuh kubu 01. Keduanya jelas ada pada sisi yang berseberangan, meskipun bukan termasuk kelompok besar dan kuat, namun memberikan dampak cukup signifikan bagi keduanya.

Usai postingan Yusril jelas bantahan dari mana-mana terutama kubu Rizieq. Cukup menarik adalah tayangan ini persis usai RS menuding kemenlu dan kedutaan RI di Arab Saudi melakukan kampanye untuk Jokowi. Jawaban Dubes Ri di Arab Saudi cukup jeli dengan mengatakan HRS menyebarkan fitnah dari Tanah Suci.

Tanah Suci Mekah menjadi kata kunci untuk makin menyadarkan keberadaan RS sebagai pelarian atas sikap tidak bertanggung jawab, dan sekaligus kog malah menebarkan tudingan yang belum tentu kebenarannya. Kemenlu dan jajaran itu diplomat ulung,   bukan sekadar orang cari untung.

Tayangan yang viral dari Yusril makin membuat posisi RS terdesak, karena ia dan jajarannya jelas harus banyak mengeluarkan energi untuk bisa mempertahankan diri dari dua isu panas yang sangat merusak reputasinya itu.

Bagaimana mereka menyanggah soal pernyataan tudingan kedubes belum bisa sepenuhnya terselesaikan, eh dapat lagi balasan yang jelas lebih kuat dan menyudutkannya. Dua pihak yang terkena "teror" oleh adanya percakapan itu.

Bagaimana soal kondisi dan kulitas keagamaan capres, yang memang selalu tidak jelas itu. padahal mau dijemput, eh ada kalimat seperti ini. memperburuk pertalian yang ada tentunya. Padahal kubu mereka yang membela habis-habisan dan selalu mengunjungi, apalah tidak membawa "kardus" dan bekal? Tentu bisa ditasirkan dengan bebas.

Kedua dengan SBY, kubu yang selama ini selalu menjadi isu hangat sebagai penyokong utama secara materi dan dukungan didapat. Usai pilkada DKI yang membuat hubungan itu renggang karena isu menelikung, kini makin parah dengan tudingan soal sikapnya dalam menghadapi perjuangan yang ia gawangi.

Dua kekuatan utama yang menjadi benteng ini dirontokan dengan satu serbuan cepat. Tepat juga untuk mengombang-ambingkan pemilih mengambang yang masih saja berkutat soal kualitas capres 02 berkaitan dengan agama.

Siapa benar siapa salah dalam kasus ini. Keduanya  memiliki reputasi nasional. Keduanya juga malang melintang dalam media nasioanal. Kecenderungan dan rekam jejaknya saja yang banyak membantu mau mengarah ke mana yang lebih benar itu.

Pertama, sikap tanggung jawab bersama-sama kita tentu melihat bagaimana bertanggung jawab di dalam ucapan perbuatan atas kedua tokoh tersebut. Jelas satunya tetap di Indonesia untuk tetap menjalani hidupnya dengan apa adanya, sebagai pengacara, sebagai politikus, dan warga negara yang normal.

Sikap berbeda dtunjukkan oleh RS yang hidup di negeri orang, meskipun leluhurnya sendiri, toh masih banyak tanggungan yang ia tinggalkan di sini. Jika memang bertanggung jawab ya hadapi sebagai seorang ksatria untuk menunjukkan bahwa bukan asal bicara semata.

Kedua, selama ini satunya benar-benar politikus yang berkecimpung dalam dunia politik yang tidak sumir. Meskipun tidak pernah besar, tetap konsisten pada jalurnya. Apa yang dilakukan bukan semata mencari uang dan memainkan politik sana sini demi keuntungan sesaat.

Kecenderungan mencari keuntungan materi dan hasrat kepuasan pribadi lebih kuat. Ideologinya bukan soal kesejahteraan rakyat, namun kepuasan diri, agama menjadi legitimasi atas perilakunya pribadi.

Ketiga, RS memiliki kecenderungan memaksakan kehendak, pengerahan massa, mempengaruhi persepsi publik dengan pernyataan-pernyataan yang sering juga asal bicara.  Politik model demikian cukup meresahkan, dan juga ala jalanan selalu saja dikedepankan.

YIM sebagai akademisi, ahli tata negara, cukup berjalan dengan baik apa yang dilakukan dengan upaya parlementer. Usaha tidak kenal lelah dengan jalur yang relatif sama.

Keempat, tudingan YIM bohong, jelas dengan mudah dipatahkan Yusril dan pendukungnya, mana rekam jejak kebohongan yang telah malah melekat pada kubu RS sendiri. Hal yang susah dipatahkan dengan hanya klaim, asumsi, apalagi pendukungnya pun lemah data.

Posisi RS yang makin terpojok itu atas ulahnya sendiri. Kualitas pemain watak dan politik jelas ada di sana. Bagaimana ia dengan mudah menilai orang yang bisa sangat merugikan dirinya, diri yang didukungnya, bahkan pihak-pihak yang  ia bicarakan. Ingat tidak akan ada kawan abadi dalam politik.

Sikap meradangnya bisa menjadi bumerang makin parah bagi keberadaannya yang memang sudah lemah. Ia itu sudah tidak memiliki posisi tawar yang cukup, hanya menunggu melempar handuk semata, hanya karena kesmobongan dan merasa besar, dimanfaatkan orang-orang yang masih mau mendapatkan keuntungan dari pengaruhnya yang makin menipis.

Prabowo dan SBY sebagai dua kubu orang kuat yang masih percaya, kini sudah sedikit banyak ternodai. Serangan ke Yusril memperlihatkan bagaimana posisi mereka yang terpercik dan hendak mempertahankan diri semata.

Tiga serangkai yang terpatahkan oleh tayangan Yusril. Apakah ini adu domba dan Jokowi salah lagi silakan terjemahkan sesuai dengan kaca mata masing-masing.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun