Mafia yang biasa menggurita, terkam sana tangkap sini, mulai bertiarap, mereka sudah mulai habernasi, perut gendut mereka mulai kempis dna kelaparan. Satu-satunya mengembalikan kegemukan mereka dengan menyingkirkan Jokowi untuk diganti dengan pemimpin lemah yang haus kuasa dan mudah mereka kelabui untuk dibeli dengan uang mereka.
Kelompok yang biasanya enak dan mafia kini dihentikan, kue pembangunan itu harus merata bukan hanya mereka terus, dan mereka inilah yang teriak-teriak Jokowi gagal, Â pemerintahan buruk, dan tudingan tidak mendasar lainnya. Kue yang biasa mereka embat sendiri, kini harus dibagi bersama secara adil dan merata.
Partai politik yang  biasa menjadikan kementrian dan BUMN atm, sumber keuangan mereka, kini harus kerja keras untuk bisa mendapatkan sumber dana yang baru. Mogel, marah, dan jengkel sangat mungkin. Pantas banyak parpol yang tidak solid mendukung Jokowi
Menyenangkan hanya untuk sesaat sangat menggiurkan jika hanya mengejar kekuasaan atau kursi. Pilihan jalan sunyi ini jelas lebih cenderung memberdayakan rakyat, bangsa, dan negara yang selama ini demikian manja dan selalu saja menadahkan tangan.
Rakyat diajak maju dengan sekuat tenaga di atas kaki sendiri. Apakah mau dengan rela? Ada, namun banyak yang enggan karena enak yang dulu, tidak perlu susah payah, soal saudara di luar Jawa menderita, toh bukan saya, kata anak sekarang, derita lu. Solidaritas hanya dalam wacana dan slogan semata.
Birokrasi yang onderdilnya usang dibenahi dan kadang juga menimbulkan pertentangan. Suara mendecit mereka terdengar nyaring. Organ yang biasanya duduk diam kudu bekerja keras, banyak yang brodhol dan mrotholi. Ini pilihan sulit dan berat.
Pilihan jalan sunyi Jokowi didukung para menteri hebat, dan banyak juga rakyat yang suka. Kekurangan di sana sini memang ada, dan itu perlu dibenahi bukan diganti. Periode dua perlu kerja cepat karena penggangu semakin kecil kemungkinan untuk mengacau karena kepentingan suara pemilih tidak lagi bersinggungan.
Pilihan Jokowi sekali lagi makin jelas mengapa. Bukti sudah disajikan dengan gamblang oleh kinerja dan prestasi, bukan akan dan klaim semata.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H