Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

PKS Si Serasa Soulmate yang Dikadalin Terus-menerus Oleh Gerindra

21 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 21 Maret 2019   09:22 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengusung dengan sembilan nama toh tidak dipilih satupun, termasuk dengan menjadi ketua BPN. Tersingkir oleh kardus, dan malah akhirnya membuat dan menahbiskan kalau cawapres mereka adalah santri milenial.

Karena ada yang naik menjadi cawapres dan cukup kepedaan untuk sekadar cuti, malah mundur. Cukup terbuka peluang untuk menjadi DKI-2, dan itu cukup prestisius tentunya. Namun segala daya upaya tidak juga bisa dicapai.

Tarik ulur yang Gerindra mainkan malah memberikan kecenderungan kalau cawapres gagal itu akan kembali menjabat DKI-2. Miris sebenarnya, apapun dilakukan PKS namun Gerindra sama sekali tidak menganggap itu sebagai rekan setara.

Susah juga melepaskan DKI ke tangan PKS, ketika kadar kesetiaan Anies Baswedan tidak bisa dipegang, bagaimana Gerindra bisa menguasai Jakarta, susah dan terjepit karena bisa saja menjadi duet PKS untuk 2024, dan itu kerugian sangat besar.

Posisi yang rentan untuk Gerindra yang tidak cukup memiliki jaringan solid, sangat memerlukan keberadaan PKS untuk pilpres. Sisi lain mereka juga tidak percaya dengan perilaku Anies dan PKS untuk bisa dipegang komitmennya.

Sangat wajar hingga hampir setahun DKI-2 kosong dan Anies yang memang tidak mampu itu seperti kebingungan, apalagi mengelola Jakarta yang demikian kompleks dan pemerintahan lampau gilang gemilang. Mudah banget melihat tata kelola mereka baik atau tidak.

Melihat perilakunya dengan teman saja seburuk itu, apalagi rival. Sangat mungkin habis manis sepah dibuang. PKS harus tahu lah bagaimana perilaku mereka terhadap Ratna Sarumpaet, Buni Yani, Ahmad Dhani, dan juga kader-kader yang tersandung kasus hukum. Terbaru soal Rami bagaimana mereka ramai-ramai menolak.

Apa yang terjadi coba jika perilaku dengan teman seperjuangan saja demikian, bagaimana mereka mau mengurus negara, yang belum tentu mau seia sekata dan memberikan dukungan dengan sepenuh  hati coba. Palingan akan ditinggalkan dan dimaki-maki seperti ketika ada yang berebut buku ketika capres mereka sedang berpidato. Itu pendukungnya lho, dan berkali ulang perilakunya itu.

Pilihan makin jelas nih, termasuk pagi para pendukung, simpatisan, dan elit PKS. Mosok dengan teman saja abai, apalagi dengan rival. Bayangkan seperti apa yang akan mereka lakukan. Jauh lebih mengerikan bukan kemungkinannya?

Jadi yakin masih mau memilih 02?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun