Lebih dari satu semester DKI-2 lowong, begitu juga adem ayem saja, malah demo soal pelepasan saham, coba bayangkan lebih urgen soal saham apa isinya pejabatnya? Benar saham itu penting, namun jauh lebih penting adalah yang memikirkan sahamnya itu bukan? Saham itu hanya satu bagian kecil dari pejabat lowong.
Aneh dan lucu, semua seolah biasa-biasa saja, dan tidak ada yang demo. Tetapi entah mengapa begitu ada sebuah kebijakan, yang agak terhambat langsung saja demo. Padahal kebijakan itu hasil dari pejabat yang tidak komplet, apa tidak mampu berpikir ke sana atau enggan mikir keras dan cerdas?
DKI-2 dan Tarik Ulur Kepentingan
Tarik ulur itu banyak faktor, parpol, pemilu 2022 untuk pilkada, dan juga pilpres 2024. Pribadi-pribadi yang terlibat di sana, saling intai dan intip. Ini juga masalah pelik di balik tawa ceria dan peluk cium bak dunia sandiwara saja. Jelas ujung-ujungnya kekuasaan. Dan itu pada sisi lain juga merugikan warga dan daerah tentunya.
Apa yang Menarik Sih?
DKI jelas strategis untuk kancah nasional. Apalagi pengalaman Jokowi bisa sukses ke RI-1 tentu menjadi idaman banyak politikus yang merasa bisa ke sana. Belum lagi jika bicara APBD yang cukup besar bagi sebuah daerah. Dan itu tentu menggiurkan.
Tarik Ulur Parpol
Pengusung ini sejatinya hanya dua, Gerindra dan PKS, namun nampaknya mereka ini saling dukung pun saling curiga, di mana mereka sama-sama teman, namun juga cenderung tidak percaya bahwa rekan mereka bisa legawa untuk memberikan kursi itu.
PKS merasa curiga Gerindra menyabot semua-muanya sendirian. Iyalah bagaimana pilpres sejak 204 apalagi 2019 ini mereka hanya penonton setia. Capres, cawapres, bahkan ketua BPN pun mereka tidak diberi. Â Jatah DKI 02 jelas realistis.
Gerindra jelas susah percaya, ketika Anies itu bukan kader mereka, dan juga perilaku Anies apalagi gabung PKS bisa membuat keadaan makin runyam. Nah dengan menahan posisi DKI-02 lowong, Sandi bisa balik, dan itu kesempatan membangun atau investasi 2024 dengan lebih leluasa dan bagus.
Tarik Ulur Politikus