Kesederhanaan akan berkaitan dengan taat azas dan  taat hukum. Orang yang terbiasa hidup dalam kemewahan apalagi jika bisa membeli fasilitas, susah untuk taat azas dan hukum, karena mereka ada di atas itu semua.
Kemewahan itu jika tidak bisa dipenuhi dengan semestinya, jatuh pada perilaku korupsi dan  memanfaatkan jabatan dan kekuasaan untuk keuntungan sendiri. Termasuk penggunaan alat bukan peruntukannya itu.
Penggunaan alat termasuk ambulance, jabatan, kekuasaan, dan pengaruhnya untuk kepentingan diri dan kelompok itu yang hendak dihentikan oleh aksi 98, mengapa kembali marak, dan pelakunya ada pada sisi itu terus. Jelas bukan ke  mana arah pemerintahan ala mereka hendak dibawa.
Ketika proses sudah abai akan etika, hasil menjadi tujuan utama, di sanalah perilaku fasis menjadi-jadi. Apa iya pemimpin dan kelompok model demikian yang mau diberikan kepercayaan untuk memimpin negeri ini ke depannya?
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H