Ketika kekuasaan menjadi satu-satunya tujuan, menjadi fokus atas perilaku  politikus, mereka bisa melakukan dengan ugal-ugalan, abai akan kebenaran dan taat azas, yang penting mendapatkan kekuasaan.
Padahal jika mau sedikit saja jernih dan menggunakan akal sehat, kekuasaan itu terbatas, jadi tahu dengan baik bahwa itu akan berganti, tanpa perlu menuding dan menjelek-jelekan pihak lain.Â
Demokrasi namun perilaku seolah tiran, melakukan dan memainkan politik korban, tidak taat azas dan tanggung jawab. Menuding dan menunjuk seolah paling benar dan bersih.
Karena kekuasaan pula orang bisa mabuk dan lupa Yang Di Atas yang akan mempertontonkan apa yang disembunyikan rapat-rapat sekalipun. Kekuasaan itu terbatas juga oleh Yang Kuasa.
Terima kasih dan salam