Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

13 Tanda Koalisi 02 Panik dan Peluang Menang Tipis

3 Maret 2019   12:47 Diperbarui: 3 Maret 2019   13:30 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Melihat sepak terjang koalisi 02 yang aneh-aneh, kog susah memercayai mereka menang. Beberapa perilaku elite dan pendukung utamanya mengarah ke sana. Pernyataan, sikap, perilaku, susah melihat potensial kalau mereka bisa berbicara banyak. Friksi dalam koalisi pun seolah tidak terkendali.  Makin hari bukan makin cerah, malah makin suram.

Salah satu organ penting namun cukup parah dalam memainkan dua kaki, tentu saja  Demokrat. Point satu. Lagi-lagi AYH mengatakan silakan kader jika mau mendukung Jokowi-KHMA. Cukup aneh, jangan katakan karena pileg serempak dengan pilpres. Atau juga mengatakan efek capres 02 tidak menguntungkan. Itu konsekuensi atas pilihan koalisi.

Dua, ini juga dari Demokrat, ketika Jawa Timur mengaku hanya 14% caleg mereka mendukung koalisi 02. Ini serius, lagi-lagi dalih pileg, harus sesuai dengan pangsa pasar di sana. Celaka juga kalau pola pikir semua partai begitu.

Tiga, masih Demokrat, kondisi Bu Ani  membuat Pak Beye tidak bisa turun ke lapangan. Padahal dari semua tokoh koalisi 02 jelas Pak Beye paling gede dampaknya. Cukup signifikan saya kira ketidakhadiran Pak Beye secara langsung. Apa yang dinyatakan Ruhut benar juga, kondisi yang tidak baik bagi koalisi 02.

Empat, ketika orang besar saja turun gunung untuk demo yang sangat kecil dan sepi. Itu si Amien Rais yang demi di KPU, ini bukan levelnya Amien Rais sebenarnya. Kelas  jalanan hanya ratusan tidak sampai itu kelasnya ketua senat himpunan mahasiswa, bukan mantan ketua MPR. Artinya sudah sangat besar krisis kepercayaan diri mereka, sehingga kader sebesar itu harus turun gunung.

Lima, persoalan DKI 02 dengan masih mengantung ini merupakan dilema besar bagi PKS. Sangat mungkin mereka enggan untuk lebih keras mengupayakan pemenangan capres. Apalagi ada ormas yang sudah ikut mengintervensi  dan mengancam segala. Ini melebar berarti.

Enam, ada upaya dan dugaan kalau keberadaan DKI-02 ini lama untuk bisa mengembalikan Sandi ke posisi lamanya. Berarti secara tidak langsung itu adalah mereka sendiri tidak yakin kalau menang. Lucu juga kan kalau tidak yakin menang, mengapa orang lain harus bekerja keras untuk menang.

Tujuh, survey kredibel belum ada yang merilis angka positif bagi pasangan koalisi 02. Benar bahwa survey itu belum tentu sepenuhnya demikian, namun bagaimanapun toh bisa sedikit banyak menunjukkan ke mana arah angin itu lebih besar.

Kedelapan, persiapan kampanye yang sejak awal memang ribet dan riuh rendah, lemah perencanaan, dan tentunya kepentingan yang jauh lebih kuat, maka isi kampanye pun demikian. Hanya  asal tenar, populis, menyenangkan bagi banyak orang, soal isi nanti dulu, bahkan pun banyak yang tidak realistis dan saling tumpang tindih.

Kesembilan, keberadaan PAN yang seoah tersandera isu kardus itu diam seribu bahasa, belum ada sama sekali suara  nyaring untuk kampanye presiden. Hanya lewat Amien Rais saja suara itu, dan itupun jauh lebih kuat sentimen negatifnya dari pada bagusnya.

Kesepuluh, pembelaan akan perilaku pelanggar hukum, itu sedikit banyak akan menggerus suara mengambang yang belum memilih. Coba lihat bagaimana ugal-ugalannya mereka di dalam membela Ahmad Dhani. Perilaku mendua dengan meninggalkan RS, padahal awalnya bagaimana.

Kasus Dahnil pun demikian. Padahal kasus hukum, namun merasa seolah kriminalisasi dan perbedaan pandangan politik. Sama sekali tidak ada itu, coba sikap ksatria dan hadapi di depan peradilan.

Kesebelas. Perilaku kampanye hitam yang tidak karu-karuan. Memang akan selalu itu bukan bagian resmi badan pemenangan, namun toh semua orang tahu kog siapa di balik itu. Sikap membuang badan dan merasa tidak kenal itu, jangan dikira tidak berdampak besar. Benar kalian bersih, tetapi toh tahu juga bahwa jauh lebih kotor dengan perilaku demikian.

Kedua belas. Fokus hanya mencari kesalahan dan keburukan rival. Pemilih sudah mulai muak dan bosan dengan  perilaku yang itu-itu saja. Begitu-begitu terus. Sudah saatnya memberikan gambaran baru yang konkret untuk memberikan keyakinan bagi pemilih, bukan semata menjelek-jelekan rival saja.

Ketiga belas,  ketum Berkarya, Tommi mengatakan dana desa memang rakyat makan batu, pasir, atau bata. Lagu basi yang malah memberikan bukti bahwa Tommy  yang anak mami tidak tahu apa-apa tentang hidup ini. Lagi-lagi ini  kampanye goblog, karena sudah berkali-kali dipatahkan dengan telak, malah diulang lagi.

Tiga belas hal yang patut dicermati untuk baik koalisi 02 untuk bebenah jika memang masih ingin berbicara banyak, terutama untuk penulis, agar tidak memilih saja, karena dihuni orang-orang model demikian. Mana bisa kelompok demikian memikirkan bangsa dan negara.  Sudah ada bukti yang lebih baik kog, mengapa mencari yang kurang baik begitu banyak lagi. Ehh kog ya kelompoknya sama saja kualitasnya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun