Benar bahwa orang tidak boleh memaksakan diri untuk sama dengan tetangga dan yang lain, itu sepanjang tidak mampu. Jika mampu namun tidak mau karena mau dimaling, ini yang perlu disikat dan dilawan. Â Bangsa ini sudah terlalu lama dalam kendali ketakutan dan jiwa kerdil. Takut, gamang, cemas, dan itu justru selalu oleh pemimpin militer.
Belajar dari pemimpin sipil namun berjiwa tegas, keras, dan teguh dalam bersikap dan bertindak. Bagaimana mungkin  sama juga Bung Karno dulu dinyinyiri membangun Senayan, gedung DPR dan Stadion Utama, Monas, dan sejenisnya. Toh itu adalah monumen yang bisa bertahan ratusan tahun. Mengapa membangun jalan tol dan infrastruktur lainnya dikatakan sebagai pemborosan, pun menjadi tuan rumah Asian Games? Jiwa kerdil, pemikiran sempit dan  terbatas, serta pesimistik.
Wajar saja jika berpikir 2030 akan punah, karena pemimpinnya picik, tidak memiliki visi jauh ke depan, depannya suram. Ini adalah gambaran diri bahwa pribadi itu kerdil. Omong gede dan bicara lantang, hanya menutupi diri kecil dan kerdilnya. Bangsa ini bangsa besar kog, toh Asian Games sukses dan gilang gemilang, keberanian lebih besar untukmengajukan diri menjadi tuan rumah olimpiade.
Bangsa serumpun pun belum ada yang berani. Vietnam mundur karena tidak mampu, dan kita membuktikan mampu dan sukses dalam segala hal. Pemimpin itu perlu optimis dan berpikir jauh ke depan. Mengubah halangan menjadi peluang, bukan malah berkutat pada rintangan kecil yang dibesar-besarkan.
Berkaitan dengan el-clasico, Barca dulu adalah bulan-bulanan Madrid, namun kehendak untuk berubah dan berbenah memberikan hasil. Tidak ada yang tidak mungkin, termasuk di dalam berbangsa dan bernegara. Jangan hanya katut dan ndheprok neng pojok pawon wae.Â
Nampaknya lebih cocok latihan wudhu dan iqro' dulu dari pada nyapres yang galau melulu. Jiwa optimis hanya bisa dilakukan oleh pribadi beriman dan cukup paham ilmu agama. Masih yakin mau milih pemimpin begitu?
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H