Kelima, lucunya adalah mereka ini berpendidikan, pengalaman, namun mau-maunya bertindak maaf bodoh, bahkan bloon karena, penahanana tersnagka itu agar tidak melarikan diri, tidak mengulangi perbuatannya, dan tidak merusak barang bukti. Minimal satu saja dilakukan, penahanan berhak dilakukan baik polisi atau jaksa. Dan di sini pengulangan itu sangat mungkin. Lihat perilaku Dhani, di penjarapun masih berulah demikian.
Apa yang dilakukan pemerintah dan aparat penegak hukum telah berjalan pada rel yang semestinya, tidak perlu takut dengan narasi politis. Nanti juga mereka akan mundur jika tidak ada tanggapan yang memuaskan. Modelnya sama persis dan bisa dibaca kog. Tenang saja pasti mereka akan meninggalkannya begitu tidak mempan.
Pelajaran berharga bagi relawan, apapun dukungannya untuk bersikap relaitis, bukan membela bak babi buta, apalagi sampai memfitnah, menebarkan kebencian, dan model yang bisa dijerat dengan hukum. Â Apalagi jika membela begitu, ketika terkena jerat hukum diabaikan, nyesek bukan?
Memperlihatkan kepada pemilih dengan gamblang rupa dan watak perjuangan koalisi 02 di dalam menyikpai kasus. Pembelaan bakbabi buta hanya ketika mereka memperoleh keuntungan. Jangan harap akan ada pembelaan, perhatian pun tiada, jika dirasakan akan membahayakan posisinya.
Apakah itu akan terus terulang dan diabaikan begitu? Ingat pilpres makin dekat, tetapi nalar tetap  nomor satu. Jangan lupa masa depan masing-masing ada di  tangan sendiri, bukan ada di tangan presiden terpilih kog.
Mendukung sih boleh, namun jika melanggar hukum malah merugikan lah, jadi nalar tetap harus dikedepankan. Â Jokowi sekali lagi, Jokowi lagi.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H